Baca Juga: Rambut Beruban Sering Menjengkelkan? Begini Proses Terjadinya
"Kami tidak tahu apa-apa saat itu. Ketika kami membawanya ke rumah sakit sebelumnya, kami pikir dia akan baik-baik saja dan kami mulai sedikit meragukan diri sendiri," kata Lee, ayah Bailey.
Bailey lalu menjalani kemoterapi bersamaan dengan pengobatan steroid. Saat itu, dokter mengira Bailey akan pulih. Pada Februari 2017, dia tampak mulai membaik.
"Mereka mengira tidak ada lagi tanda-tanda kanker. Dia (Bailey, -red) mulai kembali sekolah," ucap Lee.
Baca Juga: Takut Malapetaka Jadi Alasan Tiara Dewi Pilih Bercadar
Bailey juga tetap menjalani pemeriksaan rutin dan (Magnetic resonance imaging) MRI rutin tiap tiga bulan.
Hingga pada Paskah, saat keluarga mereka liburan di Devon, mereka mendapat telepon dari rumah sakit yang menangani Bailey.
Saat itu, Bailey juga tampak terengah-engah dan lelah. Prognosis Bailey tidak baik, tetapi dia memiliki angka bertahan hidup 70 persen.
Dia kembali menjalani kemoterapi. Namun, dokter memberi tahu keluarga Bailey, jika Bailey selamat, efek jangka panjang akibat kemoterapi akan dirasakan Bailey.
Bailey kemudian menjalani transplantasi stem cell. Mereka terus berupaya demi kesembuhan Bailey.
Baca Juga: Tarif Parkir Akan Naik, Anies: Tak Ada Perbedaan Harga PNS dan Umum
Namun, akhir Agustus kanker menyebar dan sangat agresif. Bahkan terdapat benjolan di dada, paru-paru, hati, dan perut Bailey kecil.