Kotak Hitam Lion Air JT 610 Masih Dicari, KNKT Minta Bantuan TNI AL

Rabu, 09 Januari 2019 | 06:45 WIB
Kotak Hitam Lion Air JT 610 Masih Dicari, KNKT Minta Bantuan TNI AL
Sejumlah Tim SAR gabungan melakukan pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT ternyata masih terus mencari kotak hitam Lion Air JT 610 yang jatuh dan hancur berkeping-keping di perairan Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober 2018 lalu. KNKT masih mencari bagian cockpit voice recorder atau CVR di kotak hitam Lion Air JT 610.

KNKT menggandeng Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk kembali mencari CVR Lion Air JT 610. Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/1/2019) kemarin.

Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi dibawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono serta para pejabat utama kedua lembaga.

Kapushidrosal dalam keterangan tertulisnya, mengatakan, keberangkatan KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini untuk terus mencari keberadaan CVR yang sampai saat ini belum diketemukan dengan membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari kotak hitam Lion JT 610.

Baca Juga: Rugikan Masyarakat, DPR Panggil Kemenhub dan Lion Air Group soal Bagasi

"Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta 'Scientist' 6 orang," tututrnya.

Sementara itu, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa KNKT meminta bantuan Pushidrosal yang mempunyai peralatan yang mutakhir untuk mencari keberadaan CVR itu.

Dengan segala kekuatan yang ada, KRI Spica yang dikomandani Lekol Laut (P) Hengky Iriawan ini mempunyai waktu mencari CVR Lion Air JT 610 tersebut selama 15 hari, mengingat sinyal yang dipancarkan CVR selama 90 hari.

Saat ini waktu yang tersisa tinggal tersisa lebih kurang 15 hari lagi, sejak pesawat Lion Air jatuh di perairan Karawang 29 Oktober 2018 lalu.

"Kita akan fokuskan pencarian selebar 5 x 5 meter, di sekitar titik diperkirakan keberadaan keberadaan CVR. Dengan dengan segala upaya dan doa kita semua, kita harapkan CVR tersebut dapat diketemukan menyusul diketemukannya flight data recorder (FDR) beberapa waktu yang lalu untuk melengkapi investigasi penyebab pasti jatuhnya pesawat Lion Air," ucap Kapushidrosal. (Antara)

Baca Juga: Wisatawan Tertahan di Karimunjawa, Menpar Tegur Lion Air

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI