Suara.com - Senin (7/1/2018) dini hari tadi, dua gempa bumi terjadi secara berurutan di Barat Laut Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Pertama terjadi pada pukul 00:37 WIB dengan kekuatan 6,5 SR pada kedalaman 10 KM.
Kemudian diikuti gempa bumi susulan pada pukul 01:18 WIB yang berkekuatan sebesar 5,0 SR dengan kedalaman yang sama, 10 KM.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani mengungkapkan, meskipun kedua gempa bumi tersebut berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk menimbulkan gelombang tsunami.
"Gempa bumi pertama terjadi pada koordinat 2.36 LU dan 126.74 BT dengan magnitudo 6.5, diikuti gempa bumi susulan pada pukul dengan koordinat 2,33 LU 126,72 BT dengan magnitudo 5,0 pada kedalaman yang sama 10KM dengan jarak 146 dan 145 km Barat Laut Halmahera Barat," ujar Kasbani seperti dilansir dari situs resmi Kementerian ESDM.
Daerah sekitar pusat gempa bumi dan sekitarnya, ungkap Kasbani, disusun oleh batuan vulkanik dan aluvium berumur kuarter serta batuan sedimen berumur tersier yang telah mengalami pelapukan sehingga bersifat, urai, lepas, dan memperkuat efek goncangan gempa.
Terkait intensitas yang dirasakan akibat gempa bumi, Kasbani menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari BMKG, kota-kota yang merasakan intensitas gempa bumi sebesar II-III Modified Mercalli Intensity (MMI) adalah di Kota Manado, Bitung, Siau, Naha, Tobelo, dan Galela.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari Pemerintah Daerah setempat. Masyarakat diminta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi.
Selain itu, masyarakat juga diminta tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang energinya lebih kecil dari gempa bumi utama.