Suara.com - Setidaknya 30 orang tewas dalam runtuhnya tambang emas di Afghanistan timur laut. Keruntuhan itu terjadi di distrik Kohistan, provinsi Badakhshan.
Penduduk desa dilaporkan telah menggali lubang sedalam 60 meter (220 kaki) di dasar sungai untuk berburu emas dan terjebak dalam keruntuhannya.
Afghanistan memiliki sumber daya mineral yang luas, tetapi banyak dari tambang itu tua dan tidak dirawat dengan baik, menciptakan masalah keamanan yang parah.
Penduduk desa dilaporkan menggunakan ekskavator di lokasi ketika tambang runtuh.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri Tewaskan 6 Orang di Afghanistan
"Setidaknya tujuh orang lainnya terluka," kata para pejabat.
Kepala distrik Kohistan, Rostam Raghi mengatakan, "Penduduk setempat bergegas ke tempat kejadian dan hanya berhasil menyelamatkan 13 pekerja. Puluhan lainnya, termasuk beberapa anak, tewas."
Nik Mohammad Nazari, juru bicara gubernur provinsi, mengatakan kepada AFP dikutip BBC, "Penduduk desa telah terlibat dalam bisnis ini selama beberapa dekade tanpa kontrol pemerintah atas mereka.
"Kami telah mengirim tim penyelamat ke daerah itu, tetapi penduduk desa sudah mulai memindahkan mayat dari lokasi."
Seorang juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional mengatakan kepada AFP dikutip BBC bahwa keluarga korban akan menerima 50.000 afghani atau sekitar Rp 9 jutaan.
Baca Juga: Didatangi Pejabat Afghanistan, Jokowi Singgung Penanganan Gempa
Sumber daya Afghanistan yang luas tetap sebagian besar belum dimanfaatkan karena konflik dengan Taliban. Konflik telah melihat peningkatan penambangan ilegal baik oleh penduduk desa dan pejuang Taliban yang menggunakannya sebagai sumber pendapatan utama.