Suara.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Reni Marlinawati angkat bicara terkait penangkapan artis Vanessa Angel dan model Avriellya Shaqila terkait kasus prostitusi online. Dia mengaku sangat prihatin dengan adanya artis yang kembali ditangkap dalam kasus prostitusi.
"Penangkapan dua pesohor dalam kasus prostitusi 'online' cukup mengkhawatirkan," kata Reni Marlinawati di Jakarta, Minggu (6/1/2019).
Dia pun mendesak pemerintah dan polisi untuk bisa menjadikan momentum penangkapan Vanessa lebih gencar untuk membongkar praktik bisnis lendir yang marak di media sosial.
"Penangkapan dua pesohor perempuan di Surabaya harus dijadikan momentum bagi pemerintah dan aparat kepolisan untuk bersih-bersih praktik prostitusi 'online' di ruang siber," ujar Reni.
Baca Juga: Jemput Vanessa Angel di Polda Jatim, Jane Shalimar : Yeay Pulang!!
Menurutnya, akun media sosial kekinian dimanfaatkan para pelaku sebagai alat mempromosi prostitus. Terkait hal ini, dia meminta pemerintah bekerja sama dengan penyedia jasa multimedia untuk menutup akun tersebut yang dianggap memasarkan prostitusi melalui daring.
"Karena jelas-jelas melanggar UU Pornografi dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik," kata Reni.
Dia menganggap dengan menutup akun media sosial penyedia prostitusi daring, setidaknya bisa meminimalisir praktik tersebut.
"Dari hulu harus dibersihkan. Oleh karena itu, media sosial harus bersih dari ajang promosi prostitusi 'online'. Pemerintah dan aparat kepolisian memiliki instrumennya," kata Reni.
Ia menyebutkan pemerintah dapat menutup akun-akun media sosial yang menyebarkan paham radikalisme. Semestinya hal yang sama dapat dilakukan pemerintah terhadap praktik prostitusi "online".
Baca Juga: Sandiaga Klaim Tak Kampanye di Ponpes Al Mubarok, Tapi Ada Timsesnya
Padahal, dampak prostitusi berbasis "online" tak jauh berbahaya dari paham radikalisme. Keutuhan sebuah keluarga terancam dikarenakan prostitusi.
"Anak-anak dan perempuan menjadi korban nyata akibat prostitusi," kata Reni, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP).