Suara.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin menyoroti soal organisasi dan nama Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso yang disebut dalam rekaman penyebaran berita bohong atau hoaks terkait isu surat suara tercoblos yang diangkut 7 kontainer di Tanjung Priok. Mereka menilai Djoko Santoso bisa dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan dalam kasus hoaks tersebut.
Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi – Maruf Amin Ade Irfan Pulungan mengatakan enggan menuding apabila penyebaran berita hoax itu merupakan skenario dari kubu sebelah. Akan tetapi, dirinya meminta kepada Bareskrim Polri untuk menginvestigasi terkait dengan adanya penyebutan nama-nama yang identik dengan kubu Capres - Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Itu (pengusutan) yang kita minta ke Bareskrim karena ada penyebutan nama lembaga dan orang," kata Ade usai membuat laporan di Bareskrim Polri, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2018).
Terkait adanya penyebutan nama itu, kata dia bisa jadi petunjuk polisi untuk melakukan pemeriksaan termasuk kepada Djoko Santoso.
Baca Juga: Kerja Paksa Mahasiswa di Taiwan, Menristek Pastikan Tetap Kirim Pelajar
"Kalau memang jadi petunjuk siapapun dia bisa diperiksa (termasuk Djoko Santoso), apa kaitannya dengan penyebar suara kepada lembaga," ujarnya.
Sebelumnya TKN Jokowi - Maruf Amin melaporkan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief ke Bareskrim Polri. Andi Arief dilaporkan atas tuduhan menyebar informasi bohong alias hoaks di media sosial. Pelaporan itu menyusul setelah Andi Arief berkicau soal 7 kontainer berisi surat suara sudah dicoblos berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Untuk diketahui, warganet digegerkan oleh rekaman dengan durasi 33 detik dengan suara pria yang beredar di Whatsapp. Dalam rekaman itu, si pria memberi info telah menemukan 70 juta suara yang sudah dicoblos pada gambar Jokowi - Maruf Amin.
Dirinya menyebutkan surat suara itu dikirim dari Cina dan sudah disita TNI AL. Di ujung rekamannya, pria tersebut meminta agar memberitahukan kepada pihak Gerindra Pusat dan ke Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Berikut transkrip rekaman tersebut:
Baca Juga: Sandiaga Klaim Tak Takut Suara Merosot Akibat Cuitan Andi Arief
"Sekarang ini ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, marinir udah turun, dibuka satu isinya kartu suara yang sudah dicoblos nomor satu, Jokowi itu mungkin dari China.
Total katanya itu kalau 1 kontainer itu 10 juta berarti kalau ada 7 kontainer 70 juta suara udah dicoblos nomor satu.
Tolong sampaikan akses ke bapake atau ke Gerindra Pusat untuk segera kesana ini ta' kirimin nomor telefon orangku yang disana untuk membimbing ke kontainer itu, ya. Atau sukur akses Djoko Santoso pasti marah kalau beliau, langsung ngecek sana ya".