Suara.com - Komunitas pendukung Persib Bandung, Viking Persib Club, membantah telah mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo -Ma'ruf Amin.
Bantahan itu unggah melalui akun instagram resmi Viking Persib Club. Selain itu, pentolan Viking, Yana Umar menuliskan bantahan serupa terkait dukungan terhadap Ma'ruf Amin.
"Sehubungan dengan maraknya pemberitaan media yang menyebut keberpihakan Viking Persib Club (VPC) mendukung salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Republik Indonesia 2019, bersama ini kami informasikan kepada distrik-distrik, para anggota VPC dan Bobotoh pada umumnya, bahwa VIKING PERSIB CLUB selama ini tidak pernah mendeklarasikan dukungan kepada Capres maupun Cawapres pada Pemilu 2019 mendatang," tulis Yana Umar, Kamis (3/1/2019).
Menurutnya, Viking Persib Club terlahir karena kebersamaan dan keberanekaragaman pandangan. Sebuah rumah yang di dalamnya ratusan ribu manusia dengan beragam pemikiran dan karakteristik yang berbeda-beda namun dipertemukan oleh takdir yang sama, yaitu mendukung Persib.
Baca Juga: Zulham Zamrun Bantah Telah Tinggalkan PSM Makassar
Sebelumnya, beberapa orang yang mengatasnamakan Viking mendatangi kediaman Ma'ruf Amin di Rumah Situbondo, Jakarta, kemarin. Mereka datang untuk menyatakan dukungannya bagi pasangan nomor urut 1 tersebut.
Derek, anggota Viking mengaku dukungan politik terhadap Jokowi-Ma'ruf itu atas restu dari Ketua Umum Viking, Heru Joko. "Dukungan ini amanah dari ketua umum kami," kata Derek Saat dikonfirmasi langsung kepada Heru Joko, ia belum bisa memberikan keterangan secara langsung. Saat ini ia sedang berada di Jepang.
"Nanti saja ya, saya lagi di Jepang," kata Heru.
Sementara itu, Ketua Viking Frontline, Tobias Ginanjar mengatakan, dalam organisasi setiap orang memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Namun apabila mengatasnamakan organisasi terutama Viking, hal itu bukanlah sikap organisasi tersebut.
"Menurut saya tindakan tersebut kurang tepat karena sebenarnya bobotoh berasal dari beragam latar belakang pandangan politik yang berbeda-beda sehingga tidak bisa digeneralisasi menjadi pendukung si A dan si B yang justru nantinya malah memunculkan pro-kontra di kalangan internal bobotoh itu sendiri," kata dia. (ANTARA).
Baca Juga: Selama Dua Pekan, Perumahan Ini Diteror Maling Setengah Telanjang