Suara.com - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan saat ini Pemprov Jawa Barat sedang menyiapkan dokumen cetak biru atau blue print penanganan bencana alam. Blue print itu sebagai bentuk antisipasi menghadapi bencana.
Menurut dia, cetak biru tersebut dapat menjadi panduan lengkap warga di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat supaya bersikap tanggap terhadap bencana juga mengurangi jumlah korban.
"Penyusunan cetak biru ini penting mengingat Jabar merupakan wilayah berpotensi bencana alam yang rawan di Indonesia, sehingga harus ada langkah-langkah yang sifatnya lebih terstruktur, sistemik dan terkoordinasi dalam satu perencanaan," kata Iwa Karniwa di Bandung, Rabu (2/1/2018).
Pemprov Jawa Barat mencontoh ke negara yang sudah maju, seperti di Jepang, negara yang sering gempa diikuti tsunami tapi korbannya sedikit.
Baca Juga: Cianjur Siaga Bencana Longsor dan Pergerakan Tanah Sampai Mei 2019
Sesuai perintah Gubernur Jabar kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat untuk berkoordinasi dengan daerah terkait pasokan data dan peta bencana.
"Seluruhnya dilibatkan termasuk historis data dan peta bencana di 27 kabupaten dan kota, termasuk edukasi tentang bentuk dan konstruksi bangunan," katanya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya potensi kebencanaan di Jawa Barat seperti dari sisi tutupan lahan hutan yang rata-rata masih di bawah 20 persen untuk seluruh daerah aliran sungai (DAS).
Faktor lainnya tentang tata ruang dan bangunan dan dirinya menilai penataan ruang dan bangunan harus sudah mulai diperketat sehingga eskalasi bencana setiap tahun tidak akan semakin tinggi. (Antara)
Baca Juga: Update Longsor Sukabumi: 15 Meninggal, 63 Orang Ditemukan Selamat