Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, memastikan suara dentuman misterius di wilayah selatan sudah tidak terdengar. Hingga kini, belum diketahui asal sumber suara tersebut.
Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno mengatakan, sumber dentuman misterius diperkirakan bukan karena fenomena alam yang belakangan terjadi di Indonesia.
"Diperkirakan dentuman merupakan fenomena alam yang tidak ada kaitannya dengan terjadinya sejumlah bencana alam termasuk dengan Gunung Anak Krakatau yang aktif," kata Sugeng, seperti dilansir dari Antara, Minggu (30/12/2018).
Menurut Sugeng, cukup sulit menemukan sumber suara dentuman yang sempat menghebohkan selama beberapa hari terakhir. BMKG Kota Bandung pun tidak mendeteksi gejala alam seperti gempa yang cukup banyak dicurigai menjadi sumber suara.
Baca Juga: Delapan Jenazah Korban Tsunami Belum Teridentifikasi, Ini Ciri-cirinya
Meskipun belum dapat dipastikan sumber suara tersebut, pihaknya memastikan dentuman yang terjadi sejak 23 Desember, tidak berpotensi bencana dan tidak terkait dengan tsunami yang akan melanda sejumlah wilayah di selatan.
"Ini tidak ada kaitan dengan dampak erupsi Gunung Anak Krakatau dengan apa yang terjadi di Cianjur selatan. Meskipun potensi tsunami di Cianjur tetap ada karena ada sesar Lembang dan Cimandiri makanya selatan berpotensi," katanya.
Ia mengatakan, kondisi perairan di wilayah selatan masih aman dari potensi tersebut, namun warga harus tetap waspada dengan fenomena gelombang tinggi, banjir rob dan terjadinya angin barat pada Desember hingga Februari.
"Warga harus terus peka terhadap kondisi alam selama cuaca tidak bersahabat. Potensi bencana selalu ada dimanapun, kami selalu siap, siaga dan waspada," kata dia.
Seperti diberitakan hingga saat ini warga selatan meyakini hal tersebut sebagai fenomena alam karena faktor cuaca, sebagai penduduk asli yang sudah tinggal sejak turun temurun, fenomena tersebut dianggap sering terjadi ketika kondisi cuaca buruk.
Baca Juga: Puting Beliung Terjang Cirebon, Ngeri!
Warga menduga dentuman keras tersebut berasal dari petir yang terjadi selama musim hujan di tengah samudera. terutama petir di tengah laut yang membuat suara menjadi sangat menggelegar.