Dalam Sehari Gunung Anak Krakatau Meletus Ratusan Kali

Bangun Santoso Suara.Com
Sabtu, 29 Desember 2018 | 07:30 WIB
Dalam Sehari Gunung Anak Krakatau Meletus Ratusan Kali
Warga beraktivitas dengan latar belakang awan panas semburan Gunung Anak Krakatau terlihat dari kawasan Carita, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gunung Anak Krakatau di perairan pantai selatan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung masih terus erupsi dengan mengeluarkan ratusan kali letusan dalam sehari.

"Kalau berapa kalinya saya gak ngitung, tapi ada ratusan kali dalam sehari," kata salah satu warga Desa Way Muli Timur, Samaun di Lampung Selatan, Sabtu (29/12/2018).

Ia mengatakan, erupsi yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau terbanyak pada malam hari. Bahkan sejak terjadinya bencana tsunami, gunung yang ada di Selat Sunda itu lebih sering mengeluarkan erupsi dari biasanya.

"Kalau malam kelihatan jelas, sampai ada kilatan petirnya," kata dia seperti diwartakan Antara.

Baca Juga: Tak Kuat Diterpa Angin, Baliho Caleg Timpa Pasangan Lansia dan Cucu

Dampak dari erupsi yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau seperti debu vulkanik, sebarannya belum sampai wilayah daratan Lampung Selatan. Dampak yang dirasa warga sekitar hanya berupa getaran.

"Kalau debu belum, mungkin karena anginnya juga ke arah sana (barat). Tapi kalau getarannya terasa seperti kaca rumah bisa bergetar akibat erupsi yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau," kata dia.

Fajri, warga Way Muli lainnya menjelaskan, erupsi yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau sudah terjadi sejak lama. Namun baru-baru ini sejak terjadinya tsunami Gunung Anak Krakatau mengeluarkan erupsi dibarengi dengan semburan percikan api.

"Akibat erupsi terus menerus, mungkin telah menyebabkan terjadinya tsunami. Padahal tidak ada gempa. Biasanya kan gempa dulu," ujar dia.

Sementara itu, suara gemuruh masih terus terdengar dari eruspi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Baca Juga: Ungkap Kokain Artis Steve Emmanuel, Polisi Gandeng Interpol

Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr Daryono dalam keterangan persnya Jumat (28/12) menyebutkan suara tersebut sumbernya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau yang statusnya sudah ditingkatkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), masih mengalami erupsi yang diiringi suara gemuruh. Bersama suara gemuruh tersebut, sensor gempa BMKG mendeteksi getaran.

Sensor seismik BMKG yang berada di Liwa merekam getaran bersamaan dengan suara gemuruh yang terdengar oleh petugas BMKG Stasiun Geofisika Liwa, Lampung Barat, pada 25 Desember sekitar pukul 22.00 WIB dan 26 Desember pukul 20.40 WIB.

Beberapa warga Lampung pada 25 dan 26 Desember mendengar suara gemuruh. Demikian pula warga yang masih bertahan di Pulau Sebesi, gugusan pulau di Selat Sunda yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Andi Suardi, juga menyatakan suara gemuruh hingga Rabu dini hari masih terdengar dari Anak Krakatau.

BMKG bersama Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau dan dampaknya serta meminta warga tetap tenang namun waspada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI