BNPB: Letusan Gunung Anak Krakatau Kecil, Tak Seperti Ibunya Tahun 1883

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Sabtu, 29 Desember 2018 | 04:10 WIB
BNPB: Letusan Gunung Anak Krakatau Kecil, Tak Seperti Ibunya Tahun 1883
Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12). [ANTARA FOTO/HO-Susi Air]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dampak letusan Gunung Anak Krakatau tidak akan sebesar letusan Gunung Krakatau pada 1883. Diameter letusan Gunung Anak Krakatau, kata Sutpo, hanya berkisar dua kilometer.

Sutopo menerangkan, letusan Gunung Krakatau yang meletus pada 1883 memiliki diameter enam kali lipat lebih besar, yaitu mencapai 12 kilometer.

"Letusan Gunung Anak Krakatau hanya akan terjadi kecil, tidak seperti ibunya pada 1883, karena ukurannya juga berbeda," kata Sutopo saat jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Jumat (28/12/2018).

Meskipun diperkirakan dampak letusannya tidak akan sebesar Gunung Krakatau pada 1883, Sutopo tetap meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Anak Krakatau untuk meningkatkan kewaspadaan dan tetap tenang.

Baca Juga: Satgas Anti Mafia Bola Kembali Periksa Sekjen PSSI Awal Januari

"Tetap mengacu pada informasi-informasi resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika," tuturnya.

Sutopo menerangkan, saat Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada 1883 didahului aktivitas seismik beberapa kali. Suara letusannya sangat kuat, bahkan terdengar hingga Australia dan Mauritius.

Kapal-kapal yang berlayar di Afrika Selatan, kata dia, saat itu juga melaporan guncangan tsunami yang disebabkan letusan Gunung Krakatau.

Untuk diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada Sabtu (22/12) menyebabkan tsunami di Selat Sunda. Lima kabupaten di dua provinsi terdampak tsunami tersebut, yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten serta Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung.

Hingga Jumat, jumlah korban meninggal dunia mencapai 426 orang.

Baca Juga: OTT Pejabat PUPR, KPK Dalami Kasus Penyediaan Air Minum Tanggap Darurat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI