Suara.com - Seusai diterpa gelombang tsunami pada Sabtu (22/12) akhir pekan lalu, para korban yang berada di pengungsian disebut mengalami pemaksaan untuk berpindah agama agar mendapat bantuan mencukupi.
Setelah isu pemaksaan pindah agama itu beredar di kalangan korban tsunami, Kantor Wilayah Kementerian Agama Banten menurunkan penyuluh dan guru agama ke sejumlah lokasi terdampak tsunami.
Para penyuluh dan guru agama, seperti diberitakan BantenHits—jaringan Suara.com, akan bertugas memberikan rohani kepada para korban tsunami.
Kepala Kanwil Kemenag Banten A Bazari Syam mengungkapkan, langkah Kemenag merupakan antisipasi sekaligus untuk menangkis munculnya isu korban tsunami dipaksa pindah agama tertentu.
Baca Juga: Selain Tsamara Amany, Reklame Ketum PPP Juga Disegel Pemprov DKI
Pernyataan tersebut disampaikan A Bazari Syam, saat acara rapat koordinasi Humas Kanwil Kemenag Banten di salah satu rumah makan di daerah Pabuaran, Kabupaten Serang, Kamis (27/12/2018).
“Sudah diinstruksikan kepada penyuluh dan guru agama untuk memberikan pembinaan rohani. Saat terjadi bencana kemarin juga saya langsung mengumpulkan para pembina agama, agar bertanggungjawab terhadap pemeluk agamanya. Jadi tidak ada yang pindah dari Islam ke agama lain, atau sebaliknya,” ujarnya kepada awak media.
Ia memastikan, isu perpindahan pemeluk agama hanya isu belaka. Sebab itu, ia memastikan bagi para korban bencana, selain materiel, juga mendapatkan bantuan nonmateriel seperti pembinaan rohani tersebut.
“Karena mayoritas Muslim, maka sudah diinstruksikan kepada penyuluh agama honorer dan KUA untuk memberikan pembinaan rohani. Termasuk juga dalam pendistribusian sembako, sudah ada poskonya,” terangnya.
Berita ini kali pertama diterbitkan Bantenhits.com dengan judul ”Muncul Isu Korban Tsunami Dipaksa Pindah Agama, Kemenag Banten Turunkan Penyuluh dan Guru”
Baca Juga: Soal Moderator Debat Capres-Cawapres 2019, Tim Prabowo: Jangan Berpihak