“Kalau dulu harganya maksimal 12 ribu per kg, tapi sekarang untuk diekspor 28 ribu per kilogram,” ungkap Agus.
Sementara itu perwakilan dari PT. Prabu Agro Mandiri, Akik mengatakan pihaknya mendirikan pabrik di Purwakarta sejak 2012 dan memproduksi benih sebanyak 12 jenis komoditas dan 40 varietas yang sudah dilepas. Di antaranya oyong, gambas, paria, mentimun, kacang panjang, semangka, melon, janggung manis dan lainnya.
“Selama ini kami bermitra dengan penangkar benih di Jember, Bandung Barat, Ciamis dan menjajaki bermitra dengan penangkar di Purwakarta. Produksi benih sudah kami pasarkan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan sudah dikirim sampai Papua,” jelasnya.
Akik menyebutkan jenis benih yang favorit diminati pasaran antara lain kacang panjang, paria, cabai rawit dan benih melon. Bahkan saat ini menanam melon di Cirebon yang hasilnya sangat menguntungkan.
Baca Juga: Cetak Generasi Muda Pertanian, Kementan Gelar Tani On Stage
“Biaya impasnya Rp 4 ribu per pohon bisa menghasilkan 2 buah per pohon dengan berat 2 sampai 4 kg dan harganya Rp 5 sampai 6 ribu per kilogram,” pungkasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, ekspor total hortikultura segar Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 1,28 triliun, naik 27% dibanding Januari sampai Agustus 2017 yang hanya Rp 0,94 triliun. Sedangkan total ekspor hortikultura segar dan olahan Januari hingga Agustus 2018 mencapai Rp 287 triliun.
Untuk terus memacu volume ekspor, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan telah menetapkan prognosa produksi sayuran 2018 mencapai 12,9 juta ton atau naik 3,4% dibandingkan 2017. Prognosa di tahun 2019 pun telah disiapkan, sehingga Kementan terus memperluas kawasan pengembangan hortikultura dan benih sayuran.