Gara-gara Semrawut, Sekda Pandeglang Mencak-mencak di Posko Tsunami

Jum'at, 28 Desember 2018 | 15:13 WIB
Gara-gara Semrawut, Sekda Pandeglang Mencak-mencak di Posko Tsunami
Ilustrasi warga Banten yang menjadi korban Tsunami Selat Sunda. [Suara.com/Muhamad Yasir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Daerah Pandeglang Ferry Hasanudin mendadak marah-marah saat meninjau lokasi pengungsi korbab tsunami di Posko Terpadu Labuan, Jumat (28/12/2018). Insiden itu terjadi setelah Ferry melihat data-data korban di posko tersebut.

Ferry meradang karena data tersebut tak sesuai dengan fakta di lapangan. Di posko ini, total korban meninggal ada 45 orang dan kerusakan rumah ada hanya 13 unit. Jumlah korban meninggal dan kerusakan bangunan di posko itu sangat berbeda dengan data yang diperolehnya.

Jumlah korban meninggal di Kecamatan Sumur lebih dari 69 jiwa dan rumah rusak mencapai 289 unit.

"Data yang dipublish ini jauh sekali. Padahal kondisi di Sumur parah sekali, baik korban maupun kerugian materil. Data ini kan dipublish, dipampang dan bisa dikutip oleh media. Jika keliru dan berbeda seperti ini kan berbahaya,” kata Ferry seperti dikutip Bantenhits.com--jaringam Suara.com.

Baca Juga: Keliling Nusantara dengan CR-V Turbo, Ini Ceritanya

Meski demikian, dia memaklumi adanya ketidakakuaratan data korban tsunami di posko tersebut. Sebab, para petugas juga masih sibuk untuk membantu pengevakuasian para korban di lokasi terdampak tsunami.

"Mungkin di situ yang harus melaporkan adalah pihak kecamatan, tetapi kita ketahui aparatur di kecamatan dan staf di Sumur itu sebagian kena musibah jadi mungkin tidak sempat melaporkan," ujarnya.

Kendati begitu, Fery memandang semestinya instansi lain bisa ikut memberi laporan. Lantaran penanganan bencana di Sumur juga ditangani oleh instansi lintas bidang, di mana mereka juga punya perwakilan di posko utama.

"Ini kan bencana nasional, semua instansi kementerian menjadi perhatian mereka dan disetiap posko mungkin terwakili beberapa unsur," tandasnya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Banten menolak menyebutkan data sementara korban terdampak banjir dengan alasan data korban bukan untuk konsumsi publik. Sejak awal tsunami melanda Banten pada Sabtu (22/12/2018), BNPB merupakan institusi yang rajin melaporkan perkembangan penanganan tsunami, termasuk melaporkan data korban.

Baca Juga: Ibu Dua Anak Potong Kemaluan Lelaki yang Melecehkannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI