Suara.com - Mudun (25) nampak masih termenung ketika ditanya soal peristiwa tsunami yang melanda tempatnya bekerja yakni Beach Hotel, Tanjung Lesung, Banten. Cleaning Service itu menjadi salah satu saksi mata ganasnya ombak yang menerjang pengunjung hotel pada Sabtu (22/12/2018).
Malam itu, ia melihat banyak orang lari berhamburan dari bibir pantai. Mereka nampak tidak mempedulikan orang lain dan hanya mau menyelamatkan diri sendiri.
"Disitu yang namanya pacar, yang namamya temen, yang namanya sahabat nggak keliatan. Semua mau nyelamatin diri sendiri," ujarnya saat ditemui di lokasi, Jumat (28/12/2018).
Sambil sesekali menghela nafas, dia melanjutkan ceritanya. Selama peristiwa itu terjadi, dia mengaku sempat menyelamatkan sembilan orang, mayoritas tamu hotel. Ke sembilan orang tersebut dievakuasi ke permukaan yang agak tinggi di depan Hotel.
"Saya selamatin sembilan orang. Rata-rata patah kaki semua," jelasnya.
Diantara sembilan orang tersebut, Mudun mengaku masih sempat melihat sosok anak kecil bersembunyi di kolong mobil. Mudun pun bergegas menyelamatkan anak tersebut sebelum ombak menerjang mobil.
"Ada satu anak laki saya gendong ke atas. Dia awalnya ngumpet di kolong mobil. Saya kurang tahu umur anaknya berapa. Yang pasti udah bisa ngomong aja," bebernya.
Ombak yang menerjang dari pantauan Mudun setinggi 7 meter. Derasnya ombak mampu mengangkat beberapa terumbu karang ke permukaan pantai. Jetski yang terparkir dibibir pantai pun tersapu ke daratan.
"Ada tiga kali terjangan ombak. Cuman yang paling keras itu terjangan pertama," bebernya.
Kejadian itu diakui Mudun tidak akan dilupakanya seumur hidupnya. Namun dia masih bisa bersyukur karena diberikan kesempatan untuk lolos dari maut itu.