Terlepas dari Pegangan Orang Tua, Bayi Mega Hilang Terseret Tsunami

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 28 Desember 2018 | 10:38 WIB
Terlepas dari Pegangan Orang Tua, Bayi Mega Hilang Terseret Tsunami
Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12). [ANTARA FOTO/HO-Susi Air]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang balita hilang saat tsunami menerjang Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) malam, dan sampai sekarang anak tersebut belum ditemukan.

"Kita ada satu korban hilang, satu balita umur lima tahun, sampai sekarang belum ketemu, selebihnya korban luka-luka," kata Sugeng, Pelaksana Tugas Kepala Desa Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan dihubungi dari Lampung Timur, Jumat (28/12/2018).

Sugeng menyebutkan anak balita itu bernama Mega berumur lima tahun, siswi PAUD. Mega hilang terseret gelombang tsunami setelah terlepas dari pegangan orang tuanya.

"Dia (balita) terhempas gelombang, mungkin tidak terpegang lagi oleh orang tuanya karena terhempas gelombang," ujarnya seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga: Seekor Gajah Liar Ditemukan Mati Tanpa Gading di Aceh

Menurut dia, kedua orang tua Mega selamat dan sekarang dirawat di RSUD Bob Bazar Kalianda, Lampung Selatan.

"Kedua orang tuanya selamat dan saat ini sedang di rawat di RSUD Bob Bazar karena mengalami luka, orang tuanya sangat berharap anaknya (Mega) bisa segera ditemukan," ujarnya.

Sementara itu, anak-anak korban tsunami Selat Sunda yang telah diungsikan dari Pulau Sebesi dan Sebuku sementara ditampung di Lapangan Tenis Indoor Kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan untuk menjalani pemulihan trauma (trauma healing) oleh petugas Kemensos RI.

Anita, petugas Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti) Kota Bandarlampung dari Kemensos RI menjelaskan, kegiatan pemulihan trauma yang diberikan bagi anak-anak korban tsunami itu, di antaranya menggambar, bermain, dan bernyanyi.

Menurut dia, tujuan kegiatan pemulihan trauma tersebut, agar anak-anak melupakan peristiwa tsunami yang dialami sehingga bisa kembali ceria.

Baca Juga: Waspada Penyakit Ini, Masalah yang Kerap Datang Pasca Tsunami

"Anak-anak ini diberikan trauma healing agar bisa ceria lagi dan melupakan peristiwa tsunami yang terjadi," ujar Anita.

Menurut dia, tidak hanya anak-anak dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang mengikuti kegiatan tersebut, tapi semua anak-anak di tempat pengungsian bencana tsunami Lampung Selatan bisa mengikutinya.

Anak-anak korban tsunami yang mengungsi itu, terlihat ceria dan antusias menggambar di atas buku gambar yang disediakan oleh petugas Sakti Kemensos RI.

Mereka juga dihibur dan diajak bermain-main, termasuk bernyanyi, selain menuangkannya dalam karya gambar yang dihasilkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI