Namun, Romansyah masih ragu. Ia mengaku berlari setengah hati. Namun ia terkejut ketika melihat gelombang tinggi yang melebihi vila.
Para guru tersebut akhirnya berlari menyelamatkan diri. Banyak dari guru yang parah terkena pecahan kaca, bahkan ada yang kesetrum.
“Saya termasuk yang tak parah pak,” ucapnya.
Beruntung, Romansyah sadar akan kebutuhan komunikasi. Ia menyelamatkan ponselnya yang anti-air itu.
Baca Juga: Berapa Lama Orang Pulih dari Trauma Psikologis Pasca Bencana?
Akhirnya, setelah sekitar sejam ombak menerjang, Romansyah menghubungi seluruh pihak sekolah dan keluarga agar segera mengevakuasi para guru yang alami luka-luka.
Pada insiden tersebut, diketahui tidak ada korban jiwa dari rombongan GIS. Saat ini tersisa delapan orang dari rombongan GIS yang sedang dirawat di RS medika Serpong. Sementara sisanya sudah diperbolehkan pulang.
Berita ini kali pertama diterbitkan BantenHits.com dengan judul ”Sebelum Disapu Tsunami, 38 Rombongan Guru Global Islamic School Sempat Selfie di Depan Ombak”