Suara.com - Hendra, Kepala MTs Arrohman, Kampung Songhak, Desa Bojongmanik, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak menceritakan saat anak bungsunya, Abilah Hakiki yang tewas saat bencana tsunami. Tragisnya, bayi laki-laki yang masih berusia 10 bulan itu tewas saat diajak Hendra liburan ke pesisir Pantai Anyer, Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam
Hendra pun menceritakan gelombang tsunami saat keluarganya berada di salah satu vila sekitar pukul 21.20 WIB. Saat itu, Hendra sedang bersama istri dan dua anaknya. Hendra pun terpisah dengan anak dan istrinya saat penginapan itu disapu tsunami.
"Jadi ombak datang ya dua kali," kata Hendra seperti dikutip Bantenhits.com--jaringan Suara.com, Kamis (27/12/2018).
Setelah sekitar dua jam terjangan tsunami itu terjadi, Hendra kemudian mencari-cari keberadaan keluarganya. Nahas, Hendra pun mendapati kondisi bayi laki-lakinya itu sudah tak bernyawa. Bayi Abilah merupakan yang pertama kali ditemukan Hendra sekitar pukul 23.00 WIB.
Baca Juga: Steve Emmanuel Baru Pertama Kali Pesan Kokain di Belanda
Hendra mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anak bungsunya itu.
"Kalau Abilah memang ditemukan sudah meninggal dunia, saya serahkan semua kepada maha yang kuasa, mudah-mudahan ada hikmah di balik ini semua," kata dia.
Sementara anak sulungnya bernama Faturrohman dan istrinya bisa selamat. Ketika ditemukan dalam kondisi selamat, keduanya lalu dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
"Untuk istri Alhamdulillah ketemu sudah mendapatkan penanganan medis RSUD dr Adjidarmo, dan Faturrohman anak yang besar berhasil ditemukan pukul 07.00 WIB dalam keadaan selamat," kata dia.
Baca Juga: 10 Tahun Konsumsi Kokain, Steve Emmanuel : Jangan Tiru Saya