Saat Tsunami, Aku Harus Memilih Selamatkan Istri, Ibu, atau Bayiku....

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 26 Desember 2018 | 16:58 WIB
Saat Tsunami, Aku Harus Memilih Selamatkan Istri, Ibu, atau Bayiku....
ILUSTRASI - Haerudin, lelaki berusia 39 tahun warga Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, korban tsunami. [Suara.com/Muhamad Yasir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ketika tsunami menghantam, listrik tiba-tiba padam, dan saya mendengar suara yang terdengar seperti deru pesawat," kenang Ismail, seorang warga Sumber Jaya yang berusia 62 tahun.

"Aku mengarahkan lampu senterku ke laut dan melihat ombak ... aku berlari ke hutan, di atas bukit."

Rumah dan kandang kambing milik Ismail, terhindang dari gelombang pembunuh itu.  Namun, tsunami sudah memusnahkan perabotan di dalam rumah, merobohkan toko kelontong miliknya, dan juga kambing peliharaan.

Kini, Ismail hanya memunyai sebidang tanah berlumpur, tempat kayu-kayu berserakan, pohon tumbang, dan sisa mainan anaknya.

Baca Juga: Thailand Jadi Negara Asia Tenggara Pertama yang Legalkan Ganja

"Kami belum mendapat bantuan. Kami hanya punya nasi berlumpur, tapi kami masih akan memasaknya."

Kembali di Sumatera, tubuh Nasoha dipenuhi luka dan memar serta rumahnya hilang. Namun, Nasoha merasa dirinya merupakan orang yang beruntung.

"Pipiku luka. Telingaku luka. Tapi aku beruntung, aku bersyukur masih hidup,” tutur lelaki berusia 45 tahun itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI