Suara.com - Tim Ranger Banten, salah satu kelompok tim penyelamat korban tsunami Selat Sunda dikejar gelombang tinggi saat menyisir kawasan terdampak tsunami Selat Sunda. Kejadian itu berlangsung pasca tsunami Selat Sunda menerjang kawasan Kabupaten Pandeglang.
Kejadian itu berlangsung, Minggu (23/12/2018). Sementara tsunami Selat Sunda terjadi, Sabtu (22/12/2018) malam.
Minggu itu, Tim Ranger Banten menembus desa terujung di kawasan Ujung Kulon, yakni Desa Paniis, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang. Desa ini membutuhkan waktu tempuh tiga jam dari pusat Kecamatan Sumur.
Osep Mulyawan, salah seorang anggota Tim Ranger Banten mengungkapkan detik-detik distribusi bantuan dan evakuasi warga di desa terujung pada hari pertama tsunami menerjang. Ranger Banten yang bergerak ke pedalaman Ujung Kulon berjumlah 16 orang, terdiri dari tiga tim medis, 13 tim relawan.
Baca Juga: Buntut Tsunami Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau Dipasang Alat Sensor
Medan yang berbahaya dan cuaca yang masih tak menentu pada hari itu, membuat sebagian rombongan Ranger Banten tak bisa sampai semua ke desa tujuan. Dari 16 mobil yang berangkat, hanya enam mobil yang mampu mencapai finish.
“Kami tiba (Minggu malam) tepat pukul 23.45 WIB,” kata Osep.
Berhasil menembus Desa Paniis bukanlah perkara gampang. Selain medan yang curam, kebanyak rombongan pembawa bantuan telah disetop lebih dulu oleh warga di Pos Penjagaan Desa Taman Jaya. Berkat lobi anggota tim, rombongan diizinkan melanjutkan perjalanan ke desa tujuan.
Berhasil menembus Desa Paniis dan mendistribusikan bantuan, lanjut Osep, Ranger Banten mulai dihadapkan dengan masalah baru. Sejumlah warga meminta dievakuasi dari Desa Paniis.
Akhirnya, enam mobil digunakan untuk mengevakuasi warga. Mobil dipaksa memuat sebanyak mungkin penumpang karena kondisi sangat mendesak.
Baca Juga: Nelayan Lampung Selatan Korban Tsunami Minta Diselamatkan di Pulau Kujanan
Perjalanan keluar dari lokasi pedalaman Ujung Kulon ternyata lebih menegangkan dibanding saat rombongan berangkat. Pada fragmen inilah tim dan pengungsi merasakan bagaimana memperjuangkan hidup.
“Kami sempat dikejar ombak tinggi. Suasana tegang menghinggapi mental pasukan. Mobil pembawa pengungsi mogok (di tengah hutan),” terang Osep.
Setelah melalui berbagai rintangan, Tim Ranger Banten dan pengungsi berhasil tiba di wilayah aman. (BantenHits.com)