Isu Tsunami Susulan, Emed: Kalau Gusti Allah yang Ngomong Baru Saya Percaya

Rabu, 26 Desember 2018 | 10:55 WIB
Isu Tsunami Susulan, Emed: Kalau Gusti Allah yang Ngomong Baru Saya Percaya
Emed korban tsunami yang selamat. (Suara.com/Muhammad Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak tampak ada raut kecemasan di wajah Emed (72) warga Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang meski dirinya dan keluarga baru saja diterjang tsunami Sabtu (22/12) malam lalu.

Pria lanjut usia itu tampak biasa saja dan mengaku tak khawatir meski ada potensi kembali terjadinya gelombang tinggi.

Emed mengaku sudah sejak Minggu (23/12) malam berada di rumah. Emed sengaja memilih untuk tidak mengungsi lantaran harus mengurus hewan peliharaannya.

"Saya mah udah dari kemarin malam di rumah aja pakai lampu petromak," tutur Emed saat di temui di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Selasa (25/12/2018).

Emed mengaku tak khawatir meski sering mendengar kabar kalau akan terjadi gelombang tinggi susulan sejak Minggu (23/12). Emed mengatakan sepenuhnya percaya bahwa hidup dan mati seseorang sudah menjadi takdir yang Maha Kuasa.

Terlebih kata Emed, sejak Minggu (23/12) terbukti kalau apa yang dikabarkan tentang akan adanya gelombang susulan itu tidak benar.

"Saya mah engga takut, orang-orang pada ngungsi saya mah engga. Orang kemarin pada bilang bakal ada gelombang susulan, saya mah engga percaya kalau manusia yang ngomong, kalau gusti Allah yang ngomong baru tah saya percaya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Emed menceritakan ketika terjadi tsunami dirinya sedang berada di luar rumah yang tak jauh dari pesisir Pantai Sumur.

Malam itu sebelum gelombang tsunami datang dan merusak sebagain bangunan rumahnya, langit tampak cerah dipenuhi cahaya terang bulan dan air laut juga tampak begitu tenang, tak ada tanda sebelumnya yang mengisyaratkan akan tiba gelombang besar.

"Biasanya kan kalau ada bencana airnya tuh surut dulu ini mah enggak sama sekali. Langit juga cerah terus air juga tenang, pokoknya mah cuaca bagus," tutur Emed.

Tiba-tiba sekitar pukul 21.30 WIB suara gemuruh terdengar dari arah Barat Daya Pantai Sumur yang kemudian disusul gelombang air setinggi hampir 7 meter.

Emed seketika berlari menuju rumah, ketika itu dirinya mengaku berusaha untuk tetap tenang dan mengajak segera istri dan anaknya untuk menyelamatkan diri ke Kampung Kopi yang letaknya berada di atas Desa Sumber Jaya.

Ketika itu, kata Emed suasana memang begitu mencekam. Orang-orang berlarian berusaha untuk menyelamatkan diri dari gulungan ombak.

Saat ini, anak dan istri Emed masih berada di pengungsian. Sementara dirinya lebih memilih berada di rumah untuk mengurus hewan ternaknya yang selamat dan merapihkan rumahnya.

"Istri sama anak saya mah masih ngungsi di Kampung Kopi sana. Saya doang yang di rumah sendirian, ngurus kambing sama rapihin rumah dikit-dikit ini," ujarnya.

Sebelumnya, beredar kabar air laut akan naik pada Selasa (25/12) sore. Mendadak warga yang berada di sekitar wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang panik dan memilih menyelamatkan diri ke dataran yang lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI