BMKG juga menyatakan terkait dentuman, pihaknya tidak mendeteksi adanya awan Cumulonimbus yang signifikan di wilayah Lampung selain yang ada di wilayah Gunung Anak Krakatau saat ini. Ketinggiannya mencapai lebih dari 10 km terlihat dengan jelas adanya kilat dari arah kantor BMKG Lampung di Bandara Radin Inten II Branti, Lampung Selatan.
Namun untuk dentuman, pihaknya tidak mendengarnya sama sekali sampai saat ini, mengingat jarak dengan Gunung Anak Krakatau kurang lebih 100 km.
Pihak BMKG Lampung menyatakan pula, untuk detail mengenai aktivitas Gunung Anak Krakatau, menegaskan untuk menghubungi pihak PVMBG karena pihak BMKG tidak paham mengenai detail kondisi dan pemantauan aktivitas gunung api di dalam laut tersebut.
BMKG mengingatkan, pascaterjadi bencana, seperti tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam, masyarakat biasanya sangat mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak valid. Faktor trauma dan takut mengalami kejadian yang sama memang sangat mudah membuat kepanikan.
Baca Juga: Letkol Dono Tewas Ditembak, Polisi Temukan Proyektil dan Sepeda Motor
Di sinilah BMKG bersama institusi terkait memiliki peran untuk turun ke lapangan dan memberikan penjelasan kepada masyarakat terdampak agar tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
BMKG meminta masyarakat tetap sabar dan selalu mencari informasi dari sumber yang benar, tepat, dan terpercaya, sehingga tidak mudah terhasut informasi yang tidak benar maupun hoaks disebarkan pihak tidak bertanggungjawab hanya untuk menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang sedang mengalami bencana.