Indonesia Tak Ada Sistem Peringatan Dini Tsunami Akibat Longsor Bawah Laut

Selasa, 25 Desember 2018 | 19:57 WIB
Indonesia Tak Ada Sistem Peringatan Dini Tsunami Akibat Longsor Bawah Laut
Foto udara kerusakan akibat tsunami Selat Sunda di wilayah pesisir Pandeglang, Banten, Minggu (23/12). [ANTARA FOTO/HO-Susi Air]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemerintah Indonesia tidak memiliki sistem peringatan dini tsunami yang diakibatkan oleh longsor bawah laut dan erupsi gunung api. Tidak adanya alat pendeteksi dini membuat warga tidak sempat melakukan evakuasi sehingga banyak korban jiwa atas bencana tsunami Selat Sunda.

"Tidak ada peringatan dini tsunami karena Indonesia tidak memiliki sistem peringatan dini tsunami yang dibangkitkan oleh longsoran bawah laut dan erupsi gunung api," kata Sutopo dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).

Saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hanya memiliki alat pendeteksi tsunami yang dibangkitkan oleh gempa tektonik.

Tsunami di Selat Sunda, kata Sutopo, berbeda dengan tsunami di Palu dan Donggala maupun Nusa Tenggara Barat yang disebabkan oleh gempa tektonik beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Razia dan Potong Celana Tiga Gadis Aceh, FPI Minta Maaf

"Beda dengan tsunami akibat aktivitas gempa tektonik. Kurang dari 5 menit BMKG langsung menyampaikan informasi ke publik mengenai peringatan dini tsunami," imbuh Sutopo.

Bencana tsunami Selat Sunda pun menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah. Indonesia, kata dia, harus segera mengembangkan sistem yang mampu memberikan peringatan dini tsunami yang dibangkitkan dari longsoran bawah laut dan erupsi gunung api.

Menurutnya sebanyak 13 persen dari populasi gunung api di dunia berdiri kokoh di Indonesia. Sehingga pemerintah harus memiliki mitigasi bencana yang baik untuk meminimalisir jumlah korban jiwa yang ditimbulkan.

"Ini tantangan bagi Indonesia untuk segera mengembangkan sistem peringatan dini yang dibangkitkan oleh erupsi gunung api dan longsor dasar laut," tutup Sutopo.

Tsunami yang diperkirakan setinggi 5 meter lebih menerjang pesisir Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) malam. Air laut yang menyapu bersih daratan itu disebabkan longsoran bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Bikin Kaki Reptil dengan Stoking Ular yang Kian Ngehits

Berdasarkan data BNPB pada Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 429 orang meninggal dunia, 1.485 orang mengalami luka-luka, 154 orang dinyatakan hilang, dan 16.082 orang mengungsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI