Suara.com - Wisatawan asal Kota Tangerang, Asnil Bambani mendapat pengalaman yang kurang mengenakan saat ingin liburan bersama keluarga ke kawasan wisata Ciwidey, Jawa Barat, Senin (24/12/2018). Mobil yang dikemudikan Asnil diserang orang tidak dikenal yang diduga anggota geng motor asal Bandung di jalan raya Soreang - Ciwidey menuju kawasan wisata Ciwidey.
Di dalam mobil ada adiknya, istri, dan tiga anak Asnil. Saat hendak mengarah ke Soreang, Asnil melihat jalanan cukup sepi sekitar pukul 19.00 WIB.
"Jadi saya ada diposisi yang berlawanan, jadi sepi. Awalnya curiga kok sepi, hanya saya dan beberapa motor (yang lewat)," kata Asnil kepada Suara.com, Selasa (25/12/2018).
Asnil mengemudikan mobilnya tak begitu cepat, sekitar 40 kilometer per jam. Kendaraan dari Ciwidey ke arah Soreang yang justru terlihat ramai.
Baca Juga: Tsunami Renggut Rumah dan Keluarga Samsul
"Saya pelan-pelan saja karena nggak bisa ngebut kan. Arus jalan sebelah banyak (kendaraan)," ujar Asnil.
Teror kepada Asnil mulai terjadi ketika dari arah belakang mobil yang dikendarainya ada pengendara yang diduga sengaja menaberakan motornya ke belakang bemper mobil. Hal itu membuat Asnil dan keluarga yang berada di dalam mobil kaget.
"Terus saya lihat motornya langsung nyalip dan kabur," kata Asnil.
Kemudian Asnil sempat memberi kode lampu jauh mobilnya ke arah pengendara motor yang sudah berada di depannya usai menabrak.
"Saya kasih kode lampu tinggi. Kok dia nabrak," kata Asnil
Baca Juga: Tergulung Tsunami, Putri Kedua Aa Jimmy Akhirnya Ditemukan Sudah Jadi Mayat
Namun pengendara motor dan rekan yang dibonceng terlihat tidak senang mendapat lampu jauh dari Asnil. Mereka kemudian menunjuk-nunjuk dengan mengacungkan jari tengah.
"Itu dia nunjukin kayak menantang saya (tangannya menunjuk jari tengah), tapi dia langsung kabur. Saya juga nggak bisa berbuat apa-apa. Saya sendiri laki-laki. Sisanya perempuan semua didalam mobil," ujar Asnil.
Tidak berhenti sampai di situ, motor yang diduga dengan sengaja menabrakan belakang mobilnya kembali membututi Asnil. Saat melihat dari spion mobil, ia melihat ada dua pengendara motor berboncengan mengikuti perjalanan Asnil.
"Itu sekitar 10 menit. Dia balik lagi dua motor," kata Asnil
Pengendara motor yang pertama, kata Asnil, hanya menyalip mobilnya. Namun, untuk motor yang kedua salah satu penumpangnya membawa balok.
"Kayanya dia mengincar sopir. Itu balok diarahkan ke arah kaca saya. Tapi nggak pecah untungnya. Cuma kena kap pintu," kata Asnil
Usai dilempar balok, Asnil mencoba memberhentikan mobilnya sejenak untuk melihat kondisi mobil. Namun, ada salah satu pengendara motor sempat meminta Asnil tetap melanjutkan perjalanan.
"Abis dilempar balok saya minggirkan mobil sebentar. Ada pengendara motor bilang ke saya. Jangan berhenti lanjut saja jalanan sepi di sini," kata Asnil.
Asnil pun kembali menjalankan mobilnya dan melanjutkan perjalanan. Tapi, ternyata dua motor tersebut kembali melakukan teror, satu motor sempat menyalip tepat berada didepan agar memperlambat mobil Asnil.
"Tiba-tiba dari sebelah kanan. Satu motor bawa balok lempar ke arah supir," kata Asnil.
Balok yang dilempar pengendara motor untungnya tidak mengenai kaca mobil yang dikendarai Asnil setelah ia sempat mengerem. Balok lagi-lagi mengenai mengenai kap depan mobil.
Asnil terus mengendarai mobilnya hingga akhirnya menemukan Polsek Jambu Air. Pekerja di salah satu media nasional ini kemudian memutuskan untuk melaporkan kejadian teror tersebut.
Lapor Polisi
Meski sudah lapor polisi, Asnil merasa tidak puas dengan pelayanan tersebut. Pasalnya petugas kepolisian hanya mencatat plat nomor mobilnya tanpa memberikan solusi.
"Saya ke polsek Jambu Air mereka catat nomor kendaraan saya. Sudah itu saja. Nama saya nggak diminta sama sama sekali, padahal saya korban," ujar Asnil.
Hingga saat ini Asnil masih belum mengetahui apakah teror yang dialiminya dilakukan anggota gang motor atau tidak.
"Itu posisi gelap. Saya hanya lihat plat nomornya depannya D. Satu lagi (motor) yang mukul pakai balok saya nggak tahu," ujar Asnil.
Kejadian tersebut membuat adik Asnil, istri, dan tiga anaknya sempat mengalami shock dan terkejit atas peristiwa teror pelemparan balok diduga oleh geng motor.
"Keluarga sempat shock. Istri saya. Anak-anak saya juga semua masih kecil kan," tutup Asnil.