Suara.com - Ardi (42) beruntung nyawanya masih tertolong saat tsunami yang berasal dari gempa vulkanik Gunung Anak Krakatau menerjang pesisir Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. Berdasarkan kesaksiannya, satu jam sebelum datangnya gelombang tsunami, dia mendengar bunyi dua kali ledakan keras yang arahnya berasal dari Gunung Anak Krakatau.
Menurutnya, ketika situasi hening, mendadak gelombang air laut menerjang tepi pantai.
“Bunyi dua kali Gunung Anak Krakatau. Setelah bunyi (dentuman) itu tiba-tiba senyap selama satu jam tidak ada angin, dan tiba-tiba air langsung masuk," kata Ardi kepada Bantenhits.com--jaringan Suara.com.
Situasi menegangkan itu disampaikan Ardi saat ikut melakukan evakuasi korban-korban yang tertimpa reruntuhan bangunan, Minggu (23/12/2018). Dia juga turut menceritakan awal mula gelombang ombak itu menyapu pemukiman warga Kampung Sambolo, Desa Suka Rame, Carita, Pandeglang.
Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Tsunami Terus Bertambah, Kini Jadi 397 Orang
Dia baru bergerak menyelamatkan diri saat air laut mendadak meluap dan menggenai rumah warga. "Saya pertama kali dapat kabar dari ade saya. Waktu itu saya lagi dalam rumah. Rumah saya lumayan tinggi dari posisi laut," ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa saat kejadian jam 21.30 WIB, banyak warga yang berlarian menuju puncak gunung menyelamatkan diri.
"Jadi waktu malam itu, kita gak bisa nolong, karena airnya udah enam meter dadakan," tandasnya.