Suara.com - Warga terdampak tsunami di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat mengaku, tim evakuasi dan bantuan logistik baru tiba pada Senin (24/12/2018) di daerah tersebut. Daerah Sumur memang kawasan yang cukup sulit dijangkau usai tsunami melanda.
"Baru hari ini ramai ada yang ngasih bantuan. Tim evakuasi juga ada, alat berat untuk evakuasi juga ada. Tadinya mah mayat yang ketimpah reruntuhan juga dibiarkan," kata Rahmat, salah seorang warga seperti diwartakan BantenHits.com di Kecamatan Sumur, Senin (24/12/2018).
Rahmat mengungkapkan, warga Kecamatan Sumur harus rela menahan lapar hingga Senin siang, karena tidak ada makanan.
"Saya sudah dua hari belum makan. Susah, enggak ada apa-apa. Bahkan, kemarin mah saya ngumpulin bekas aqua yang ada sisa airnya untuk di minum," ungkapnya.
Baca Juga: RSUD Tak Punya Lemari Pendingin, 84 Jenazah Korban Tsunami Membusuk
Menurut dia, saat tsunami melanda Kecamatan Sumur, ada tiga kali hempasan ombak yang menerjang wilayah itu.
"Ombaknya tinggi ada 7 meter mah. Ombak kesatu dan dua biasa saja, pas ombak yang ketiga di sana semua hancur," tandasnya.
Sebelumnya, warga terdampak tsunami di Kecamatan Sumur hingga Minggu malam masih mengeluhkan minimnya tim evakuasi dan bantuan logistik untuk para korban tsunami di pengungsian di Desa Kerta Mukti, Tunggal Jaya, Ujung Jaya dan Taman Jaya.
Informasi yang dihimpun, data sementara korban meninggal di Kecamatan Sumur mencapai 40 orang. Sementara korban luka ada 60 orang. Warga dilaporkan masih banyak yang hilang.
“Di sini minim tim evakuasi. Masih banyak warga yang belum ditemukan. Tolong kepada pemerintah agar segera mengirimkan bantuan kepada masyarakat Kecamatan Sumur," kata seorang warga, Diki Supriatna melalui sambungan telepon pada Minggu (23/12/2018) malam.
Baca Juga: Update Bencana Tsunami: 373 Meninggal, 1.459 Luka-luka dan 128 Hilang