Suara.com - RSUD Berkah Pandeglang tidak memiliki fasilitas lemari pendingin mayat dengan jumlah kapasitas banyak. Sehingga jenazah korban tsunami yang disimpan di ruangan tanpa pendingin menyebabkan jenazah mudah membusuk.
"Semua jenazah itu belum teridentifikasi dan kondisinya sudah sulit dikenali keluarga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Sentani.
Tercatat, sebanyak 84 jenazah korban bencana gelombang tsunami yang melanda Perairan Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam kondisinya sudah mulai membusuk di RSUD Berkah Pandeglang, Banten.
Pihaknya meminta Kementerian Kesehatan dapat membantu menyalurkan alat kontainer freezer untuk menyimpan jenazah yang bisa menampung dengan jumlah banyak itu.
"Kami mengusulkan kepada petugas agar jenazah yang tidak dikenali itu di foto agar bisa diketahui ciri-cirinya oleh keluarga mereka," katanya.
Pihaknya menyarankan, apabila jenazah itu sudah lebih dari sepekan, maka sebaiknya dimakamkan secara massal. Sebab, jenazah akan mengeluarkan bau tidak sedap dan juga bisa menimbulkan gangguan penyakit.
Kemungkinan jenazah itu masih bertambah, karena beberapa titik yang terdampak gelombang tsunami belum ditemukan dan hilang.
"Kami mendesak bantuan kontainer frezeer segera disalurkan ke RSUD agar bisa menampung jenazah itu," pungkasnya. (Antara)