Empat Pakar Inggris Prediksi Bakal Ada Tsunami Susulan di Selat Sunda

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 24 Desember 2018 | 19:30 WIB
Empat Pakar Inggris Prediksi Bakal Ada Tsunami Susulan di Selat Sunda
Suasana pasca tsunami di kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat peneliti tsunami asal Inggris memprediksi, amukan gelombang laut tersebut masih akan melanda Indonesia, setelah memorakporandakan Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) akhir pekan lalu.

Perkiraan itu disampaikan sehari setelah lebih dari 200 orang tewas oleh gelombang tsunami di Selat Sunda, yang dipicu oleh letusan Gunung Anak Krakatau (GAK).

Richard Teeuw, peneliti tsunami dari University of Portsmouth Inggris, mengatakan kalau aktivitas vulkanik GAK berlanjut, kemungkinan adanya tsunami lain tidak dapat diabaikan.

"Kemungkinan, tsunami lebih lanjut di Selat Sunda akan tetap ada ketika gunung berapi Anak Krakatau sedang melalui fase aktif saat ini. Karena itu, mungkin akan memicu tanah longsor lebih lanjut," kata Teeuw, dikutip dari Channel News Asia.

Baca Juga: Istri Sempat Ingatkan Bani Seventeen soal Gempa

Jacques-Marie Bardintzeff, peneliti tsunami lainnya dari University of Paris-South juga memperingatkan masyarakat untuk waspada karena gunung berapi sedang tidak stabil.

Menurut dia, survei sonar sekarang diperlukan untuk memetakan dasar laut di sekitar gunung berapi.

"Tapi, sayangnya survei kapal selam biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diorganisasi dan dilaksanakan," ujar Bardintzeff.

"Tsunami dahsyat yang disebabkan oleh letusan gunung berapi jarang terjadi. Salah satu yang paling terkenal (dan mematikan) disebabkan oleh letusan Krakatau pada 1883," kata dia.

Ia menambahkan, Gunung Anak Krakatau telah aktif sejak Juni 2018.

Baca Juga: 11 Tsunami Selat Sunda: Pisahkan Sumatera-Jawa dan Air Mendidih di Jakarta

David Rothery dari Open University di Inggris menjelaskan, tsunami yang melanda pesisir selatan Sumatera dan Jawa barat tampaknya disebabkan oleh keruntuhan bawah air dari GAK.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI