"Sedikitnya 36.000 jiwa meninggal dunia akibat letusan dan gelombang tsunami," tulis jurnal tersebut.
Sedangkan dalam “A Catalogue of Tsunamis on the Western Shore of the Pacific Ocean” (Moskow; 1974) yang ditulis oleh Soloviev dan Go (1974), merekam beberapa catatan kejadian tsunami di Selat Sunda.
Paling mula tsunami terjadi tahun 416, dan tercatat dalam ”Book of Kings” (Pustaka Radja). Dalam kitab itu tercatat ada beberapa kali erupsi Gunung Kapi yang menyebabkan naiknya gelombang laut, dan menggenangi daratan sehingga memisahkan Pulau Sumatera dan Jawa.
Gunung Kapi adalah cikal bakal Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau yang ada hingga kekinian.
Baca Juga: Pesan Terakhir Bani Seventeen ke Istri: Titip Anakku Ya...
Dalam kesimpulan penelitiannya, kedua peneliti menuliskan, terdapat bukti bahwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada masa lampau dipengaruhi oleh kondisi geologi dan tektonik di wilayah ini.
“Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber tsunamigenik di perairan Selat Sunda dapat diakibatkan oleh gempa bumi yang berkaitan dengan subduksi Sunda, erupsi gunung api bawah laut Krakatau, longsoran di pantai, dan longsoran bawah laut di sekitar Selat Sunda.”