Suara.com - Tsunami yang menerjang sejumlah wilayah di Banten dan Lampung diduga dipicu oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau yang ada di Selat Sunda. Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas Gunung Anak Krakatau memang meningkat, hingga menyebabkan longsoran.
Longsoran itu menyebabkan permukaan Gunung Anak Krakatau ambles seluas kurang lebih 457x1.800 meter persegi atau sekitar 64 hektare dan setara dengan 59 kali ukuran lapangan sepak bola.
Hal itu diungkapkan oleh penelitian citra satelit yang dilakukan Agustan, peneliti Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah (PTPSW) Badan Pegkajian dan penerapan Teknologi (BPPT).
"Terjadi perubahan permukaan seluas sekitar 357 m dan 1.800 atau sekitar 64 hektare," tulis laporan yang diposting di akun twitter @PTPSW_BPPT.
Baca Juga: Penjaringan Jakarta Diterjang Gelombang Pasang, 1 RT Terendam Banjir Rob
Longsoran itulah yang membuat permukaan laut Selat Sunda tersedot, kemudian menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang pesisir patai Banten dan Lampung, Sabtu malam (22/12/2018).
Longsor itu membawa dampak pada perubahan permukaan Gunung Anak Krakatau yang amblas dengan ukuran lebar 357 meter dan panjang 1.800 meter atau sekitar 64,3 hektare, yang setara dengan 59 kali lapangan sepak bola.
Riset citra satelit itu dilakukan dengan membandingkan permukaan Gunung Anak Krakatau 11 Desember 2018 dengan kondisi 23 Desember 2018 pukul 05.33 WIB.
Tsunami yang menerjang wilayah Pandeglang, Serang, dan pantai selatan Lampung itu memakan banyak korban.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga 24/12/2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.
Baca Juga: Kesaksian Wisatawan Saat Gelombang Tsunami Menyapu Indahnya Pantai Carita
BNPB menyatakan penanganan darurat terus dilakukan di daerah yang terdampak tsunami di Selat Sunda. Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi, perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak.
"Korban dan kerusakan ini terdapat di 5 kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. Jadi wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda. Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain," tulis Kapusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam facebook resmi BNPB.
Sumber: Harianjogja.com