Suara.com - Data penginderaan jarak jauh di wilayah Selat Sunda yang diumumkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dapat membantu dalam proses evakuasi korban tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam.
"Lapan telah melakukan respons cepat berbasis satelit Spot 6/7 tahun 2016-2017 dengan mengeluarkan Rilis 1. Kami bekerja sama dengan BNPB dan Bappeda Provinsi Banten untuk informasi ini yang dapat digunakan sebagai referensi evakuasi korban bencana tsunami," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusfatja Lapan M Priyatna seperti dilansir Antara di Jakarta, Senin (24/12/2018).
Priyatna mengatakan, dalam Rilis 1 tersebut berisi analisis potensi wilayah yang terdampak sesuai dengan kombinasi dari citra satelit, DEM, dan batas administrasi. Peta tersebut berisi perkiraan aliran laut yang masuk ke daratan, mulai dari tinggi 2,5 meter, 5 meter hingga 10 meter.
Sementara data setelah kejadian akan dimuat dalam Rilis 2 yang dilengkapi dengan analisis lanjutan.
Baca Juga: Gempa 4,5 SR Guncang Pidie Aceh
Data tersebut diserahkan kepada Bappeda Provinsi Banten yang nantinya dalam proses evakuasi dilakukan oleh BNPB. Lapan juga mengusulkan untuk mengaktifkan International Disaster Charter (IDC).
"Kemarin IDC telah diaktifkan respons bencana oleh UNSPIDER. Data pascabencana yang sudah diprogramkan adalah Radarsat, Pleiades, RapidEye dan TerraSAR-X," kata dia.
Dengan IDC tersebut akan terlihat data daerah terdampak seperti prediksi jumlah bangunan yang rusak hingga luasannya.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan mendapatkan data setelah bencana," imbuh dia.
Baca Juga: Tak Tahan Dicabuli, Siswi Ungkap Aksi Bejat Guru Cabul di Sumenep