Suara.com - Pengalaman lima orang pelajar SMA di Cilegon kemping di Pulau Sangiang, Kabupaten Serang bakal terus terngiang di benak mereka. Bagaiamana tidak, rencana para remaja yang tadinya hanya ingin menyalurkan hobi ini, mendadak berubah menjadi ajang pertaruhan hidup dan mati.
Lima pelajar yang tengah asyik berkemping di Pulau Sangiang itu tiba-tiba diterjang gelombang setinggi lima meter. Berkat batang-batang pohon kelapa di Pulau Sangiang, empat dari lima pelajar ini berhasil selamat dari amukan tsunami yang menghancurkan daerah itu.
Setelah hampir 12 jam berada di Pulau Sangiang, keempatnya berhasil dievakuasi Tim gabungan dari Basarnas, Kesatuan Penjagaan Laut Dan Pantai (KPLP) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Banten pada Minggu (23/12/2018) siang.
Melansir laman BantenHits.com, empat pelajar SMA yang selamat itu adalah Fahri (14), Rizki Kurniawan (16), Umar Maulana (15) dan Saidah (15).
Baca Juga: Takut Tsunami Susulan, 2.500 Warga Menginap di Kantor Gubernur Lampung
Dengan menggunakan Kapal milik Basarnas Banten empat korban yang keseluruhannya merupakan warga Lingkungan Karang Tengah, Kelurahan Pabean, Kota Cilegon, dievakuasi ke Pelabuhan Petikemas Indah Kiat Merak.
Fahri, salah seorang korban Tsunami Selat Sunda mengungkapkan, saat itu ia bersama empat orang temannya sedang mengisi masa liburan dengan berkemping di Pulau Sangiang. Namun tiba-tiba pada Sabtu malam, saat ia berada di dalam tenda mereka dikagetkan dengan datangnya air bah setinggi kurang lebih lima meter menerjang dirinya bersama teman-temannya.
“Pas lagi tidur di tenda, tiba-tiba bangun kaya ada yang jailin. Nah, pas keluar tenda kaget liat ombak langsung datang dan menghantam kalau di liat ketinggiannya sampai 5 meter,” kata Fahri di pelabuhan Petikemas Indah Kiat, Merak.
Fahri mengaku bisa selamat dari terjangan tsunami karena pada saat diterjang ombak besar itu ia berpegangan pohon kelapa yang tak jauh dari tenda yang mereka didirikan. Sekuat tenaga dia menaiki pohon kelapa. Hingga tiga jam lamanya Fahri dan tiga temannya berada di atas pohon kelapa.
“Ombak langsung ngegulung. Saya dan teman-teman bisa selamat karena pegangan pohon kelapa, sempat terombang ambing pas airnya surut langsung turun dari pohon," ungkapnya.
Baca Juga: Diterjang Tsunami, 16 Orang Rombongan RSUD Tarakan Hilang di Pantai Carita
Nahas, satu dari lima sahabat itu yakni Asrul hingga Minggu malam tak diketahui bagaimana nasibnya.
Kepala Kantor KSOP Kelas 1 Banten Herwanto mengatakan, jika pihaknya hanya menerima sebanyak tiga orang korban tsunami yang dievakuasi di Pelabuhan Petikemas Indah Kiat Merak.
“Ada tiga orang korban yang dibawa oleh Basarnas dan langsung dievakuasi ke Kapal Celurit milik KPLP Tanjung Priuk untuk perawatan awal. Informasinya yang selamat dan dibawa ke sini (pelabuhan) ada tiga orang, satu orang dibawa ke Anyer dan satu orang lagi atas nama Asrul belum diketemukan. Kita bersama tim Basarnas dengan semaksimal mungkin akan terus melakukan pencarian,” ungkapnya.
Herwanto mengatakan, pihaknya belum maksimal untuk melakukan proses evakuasi, sebab kondisi cuaca di perairan Selat Sunda tidak bersahabat. Ketinggian gelombang laut di Perairan Selat Sunda mencapai tiga hingga empat meter.
"Hari ini kita tidak bisa bergerak karena cuaca tidak menguntungkan. Ketinggian gelombang di perairan Selat Sunda mencapai 3 sampai 4 meter. Informasi dari Basarnas wisatawan dan pengunjung pulau sudah berhasil dievakuasi di lokasi tinggal penduduk setempat yang belum di evakuasi," ujarnya menjelaskan.