Suara.com - Akhmad Suryana masih ingat jelas peristiwa mencekam saat tsunami Selat Sunda menerjang keluarga besarnya di dalam sebuah aula villa di Anyer, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. Air masuk aula villa dan menggulung - gulung dirinya selama 2 menit.
Akhmad Suryana, warga RT 03/03, Kampung Karawaci Ilir, Tanah Gocap, Karawaci, Kota Tangerang. Akhmad Suryana mengaku saat itu dirinya tengah mengikuti family gathering dengan rombongan keluarga besarnya di salah satu villa di Pantai Anyer, Kabupaten Serang.
Kala tsunami Selat Sunda terjadi, Akhmad Suryana dan keluarga besarnya tengah melakukan tahlilan di aula villa. Tiba-tiba erdengar suara gemuruh dan teriakan orang sekitar akan adanya tsunami.
“Kami langsung panik untuk keluar dari aula, tapi ternyata air sudah masuk dan menghantam kami,” katanya di rumahnya, Minggu (23/12/2018).
Baca Juga: Gubernur Lampung: Masyarakat Tetap Waspada, Tsunami Bisa Datang Kapan Saja
Akhmad Suryana dan keluarga besarnya segera mencari tempat aman. Mereka keluar dari dalam aula, pasalnya air sekira 6 meter memenuhi ruangan aula.
“Kira-kira 6 meter lah tinggi nya, kami digulung seperti itu selama 2 menit. Sampai akhirnya kami bisa keluar dari aula,” ujarnya.
Akhmad Suryana dan mayoritas keluarganya mengalami luka-luka di sekujur tubuh. Bahkan ada pula yang meninggal dunia, yakni Mudrik Sudrajat, adik Akhmad Suryana.
“Adik saya itu mau cari anaknya, jadi ketika orang keluar ke arah kiri di mana lebih tinggi. Dia malah ke kanan ke arah parkiran mobil nyari anaknya. Padahal anaknya sama saya, sama ibunya,” terangnya.
Akhmad Suryana bersyukur dapat selamat dari musibah alam tersebut meski harus kehilangan satu anggota keluarganya.
Baca Juga: Takut Tsunami Susulan, Warga Pesisir Lampung Selatan Mengungsi ke Sekolah
“Alhamdulillah masih bisa selamat,” tandasnya. (BantenHits.com)