Suara.com - Ribuan warga pesisir Pantai Pandeglang, Banten, mengungsi akibat diterjang gelombang pasang setinggi lima meter hingga merobohkan rumah. Mereka para korban gelombang pasang mengungsi ke masjid, sekolah, perkantoran, terminal dan gedung tsunami.
"Kita bersama keluarga mengungsi ke masjid jami Al Mukmin," kata Yudi, warga Lantera Desa Cigodang Kecamatan Labuan, Pandeglang, Minggu (23/12/2018).
Ia mengaku dirinya saat ini bingung setelah rumahnya roboh akibat diterjang gelombang pasang, Namun, beruntung anggota keluarganya selamat setelah berlarian ke perbukitan yang jaraknya mencapai dua kilometer.
Ketinggian air laut sangat menakutkan karena arusnya cukup kuat, sehingga langsung menyelamatkan dengan berlarian ke perbukitan.
Baca Juga: Update Tsunami Selat Sunda: Korban Tewas Jadi 20 Orang
Saat ini, kata dia, dirinya mengungsi di masjid bersama isteri dan dua anak.
Peristiwa gelombang pasang terjadi pukul 21.20 WIB dan saat itu dirinya tengah duduk di halaman rumah yang jaraknya ke pantai 200 meter.
Namun, tiba-tiba air laut menerjang permukiman masyarakat hingga kendaraan terseret dan ratusan rumah roboh.
"Kami tidak terbayangkan jika tengah tidur, karena gelombang pasang itu cukup tinggi hingga lima meter," katanya.
Begitu juga Memed, warga Laba Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, mengatakan dirinya saat gelombang pasang langsung membawa anak dan isteri ke tempat yang lebih aman.
Baca Juga: Tiga Tewas, Puluhan Luka-luka Akibat Tsunami di Selat Sunda
Ia berlarian dengan kondisi gelap sepanjang 1,5 kilometer untuk menyelamatkan jiwa dari bencana gelombang pasang itu. Saat ini, dirinya berlarian mendengar suara keras letusan Anak Krakatau.