Suara.com - Tsunami menerjang kawasan Selat Sunda, Sabtu malam (22/12/2018). Sedikitnya 20 orang tewas dan ratusan luka-luka. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban kemungkinan masih bertambah karena pendataan belum menjangkau seluruh kawasan berdampak.
Data sementara BNPB mencatat, hingga Minggu pukul 04.30 WIB bencana itu selain menyebabkan 20 orang meninggal dunia juga menyebabkan 165 orang terluka, dua orang hilang dan puluhan bangunan rusak menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho dalam siaran persnya di Jakarta.
Korban tersebar di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang.
Di Kabupaten Pandeglang, tsunami berdampak ke Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur, menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.
Tsunami juga menyebabkan tiga orang meninggal dunia, empat orang terluka dan dua orang hilang di Kabupaten Serang.
Di daerah itu, tsunami menerjang kawasan permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.
Sementara di Kabupaten Lampung Selatan, bencana menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.
"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami," ujar Sutopo.
Badan Geologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menyelidiki penyebab tsunami tersebut, yang diduga berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.
Badan Geologi mencatat adanya aktivitas vulkanik gunung itu sekitar pukul 21.03 WIB, sebelum tsunami menerjang beberapa kawasan pesisir. (Antara)