Jokowi Janjikan Dana Desa akan Terus Diperbesar
Sejak 2015-2018 total dana desa sudah mencapai Rp 187 triliun
Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, anggaran dana desa akan terus diperbesar dari tahun ke tahun.
"Setiap tahun dana desa akan terus kita perbesar, dari Rp 20,7 triliun pada 2015, Rp 47 triliun pada 2016, Rp 60 triliun pada 2017, lalu Rp 60 triliun pada 2018 dan tahun depan Rp 70 triliun, tahun-tahun ke depan akan terus naik lagi," kata Jokowi di Wisma Negara Makassar, Sabtu (22/12/2018).
Jokowi menyampaikan hal itu dalam acara Jambore Desa Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tahun 2018. Acara tersebut juga dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan penjabat lainnya.
"Saya titip penggunaan dana desa ini dimusyawarahkan tapi harus betul-betul fokus agar ada manfaatnya untuk desa, boleh membantun jalan desa kalau butuh perbaikan jalanan yang tadinya becek, boleh membangun pasar desa kalau betul-betul ada manfaatnya, kemudian membangun saluran irigasi agar bisa mengaliri sawah tapi jangan sampai penggunaan dana desa tidak terawasi dan melenceng ke mana-mana," papar Jokowi seperti diwartakan Antara.
Baca Juga: Prabowo Minta Warga Jateng Pilih Ahmad Lutfi-Taj Yasin, Jokowi Ingatkan Ada Aturan Mainnya
Jokowi juga mengingatkan agar para kepala desa dan pendamping dana desa dapat berhati-hati menggunakan dana desa yang sejak 2015-2018 tersebut sudah berjumlah total Rp 187 triliun.
"Hati-hati uang ini adalah uang yang sangat besar, Rp 187 triliun selama 4 tahun uang yang sangat besar sekali, belum pernah dalam sejarah kita sebagai bangsa menggelontorkan uang sebanyak ini untuk desa, belum pernah. Saya titip hati-hati dalam penggunaan dana ini betul-betul fokus, tepat sasaran dan sesuai kebutuhan desa," ujarnya.
Menurut dia, dana desa sebanyak Rp 187 triliun tersebut sudah terbukti dapat mengurangi kemiskinan di desa dari 13,47 persen pada 2017 menjadi 13,2 persen pada Maret 2018.
"Tahun depan strategi harus mulai digeser masuk ke pemberdayaan ekonomi desa," tambah Jokowi.
"Misalnya, ada desa yang memliki embung bisa jadi desa wisata, coba contoh desa di Jawa Tengah namanya Desa Ponggok, di situ ada embung, lalu menjadi tempat wisata, setahun bisa income berapa? Rp 14 miliar," sambungnya.
Baca Juga: Jokowi Ikut Kampanye Terbuka Pasangan Luthfi-Yasin di Purwokerto, Antusias Masyarakat Luar Biasa
Desa Ponggok adalah Desa di Klaten Jawa Tengah. Alokasi dana desa yang disalurkan salah satunya digunakan untuk pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), misalnya, untuk mengelola pariwisata Umbul Ponggok.
BUMDes Tirta Mandiri mengelola wisata Umbul Ponggok, Toko Desa, Ponggok Ciblon, budi daya perikanan. Pada 2013 pendapatannya baru mencapai Rp 211 juta, naik menjadi Rp 1,1 miliar pada 2014, pada 2016 melonjak menjadi Rp 10,3 miliar dan pada 2017 mencapai sekitar Rp 14 miliar.
"Ada lagi desa di Yogya, desa Nglanggeran, Gunung Kidul dibuat desa wisata setahun bisa mendapat income, berapa pak menteri? Rp 8 miliar," ungkap Jokowi.
Ada dua obyek wisata di Desa Nglanggeran, yakni gunung api purba dan embung besar seperti telaga di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) seluas 5.000 meter persegi.
"Kita harus mulai berpikiran ke sana, artinya investasi dari dana desa, anggaran dana desa juga mendatangkan uang kembali lewat tempat-tempat wisata, di sini (Sulawesi Selatan) juga bisa saja untuk menanam, memelihara sesuatu, misalnya, lele mulai ke situ sehingga ekonomi desa bisa bergerak," tutur Jokowi.