Suara.com - Polisi memastikan jika kebakaran yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 7490239, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Makassar, Sulawesi Selatan disebabkan adanya kelalaian.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Wirdhanto menyampaikan, pemicu kebakaran itu disebabkan reaksi kimia hingga api cepat membakar SPBU tersebut.
"Hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik akibat terjadinya segitiga api atau biasa disebut oksidasi pada reaksi kimia yang begitu cepat hingga menimbulkan kebakaran," kata Wirdhanto seperti dikutip Antara, Jumat (21/12/2018).
Polisi pun menetapkan sopir mobil L-300 bernama Novaleus (25) dan Yanto Benu (45), operator SPBU sebagai tersangka.
Baca Juga: Marak Siswa SD di Temanggung Kecanduan Pil Koplo
"Penetapan tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan tujuh saksi, termasuk supir mobil dan operator SPBU Abdesir karena dianggap ada kelalaian dalam kasus ini," tambahnya.
Dia menyebutkan, kronologi kebakaran itu terjadi setelah bensin jenis premium tertumpah saat Yanto melayani pengisian kepada Novalues yang mengendarai mobil. Kemudian, Yanto menawarkan agar sisa pengisian bensin jenis premium itu ditaruh melalui dua buah jeriken. Namun, timbul percikan api saat operator SPBU itu mengisi bensin di dua jeriken tersebut. Percikan api tersebut juga menyambar ke tubuh Novaleus dan mengakibatkan luka bakar di bagian tangan dan paha.
"Sopir menyiapkan dua jeriken untuk sisa bahan bakarnya. Tetapi saat ditaruh di depan kemudi ketika diisi muncul percikan api, namun tidak diperhatikan. Selanjutnya, pada pengisian jeriken kedua percikan api tadi langsung membesar," katanya.
Kerugian akibat kejadian itu ditaksir ratusan juta termasuk tiga kendaraan, dua motor dan satu mobil serta dua dispenser pompa SPBU Abdesir.
"Kerugian ditaksir bila dihitung-hitung sebesar Rp800 juta, hitungannya karena ada dua dispenser rusak dan fisik SPBU hangus terbakar. Kami juga sudah memeriksa secara internal operator SPBU yang bertugas. Semuanya kami serahkan kepada pihak kepolisian," ungkap Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII, Roby Hervindo
Baca Juga: Nilai Kemanusiaan Gus Dur Diharapkan Hidup dalam Kontestasi Pilpres