Salib Dipotong, TPU Makam Albertus Mau Dijadikan Pemakaman Muslim

Jum'at, 21 Desember 2018 | 13:47 WIB
Salib Dipotong, TPU Makam Albertus Mau Dijadikan Pemakaman Muslim
Salib nisan makam Albertus Slamet Sugiardi, warga Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, terpaksa dipotong pada bagian atas sehingga menyerupai huruf T, sebagai syarat dimakamkan di kompleks TPU setempat. [Suara.com/Abdus Somad]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di balik cerita sebelum kejadian pemotongan salib makam Almarhum Albertus Slamet Sugihardi, ternyata TPU Jambon, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta ingin diubah statusnya menjadi TPU muslim. Sebelumnya makam ini bisa diisi jenazah dari latar belakang agama mana pun.

Ketua RW 13 Purbayan, Slamet Riyadi mengaku pasca kejadian ini rencana untuk menjadikan TPU Jambon sebagai permakaman khusus muslim masih belum bisa dilakukan.

"Sementara kami pending dulu. Tidak seperti rencana awal (menjadikan TPU Jambon sebagai permakaman khusus warga muslim)," kata Slamet, Kamis (20/12/2018) kemarin.

Kasus pemotongan salib pada nisan makam warga Katholik itu dikecam publik setelah kasus ini mencuat ke media, karena dianggap sebagai praktik intoleran dan mencoreng citra Yogyakarta.

Baca Juga: Pemotongan Salib Makam Albertus Viral, Wali Kota Yogyakarta Salahkan Media

Meski warga berdalih, pemotongan salib pada nisan almarhum sudah berdasarkan kesepakatan dengan keluarga almarhum. Pasalnya, mayoritas penghuni makam tersebut merupakan warga muslim sehingga warga tak berkenan ada simbol kristiani seperti salib. Tak hanya itu, alasan lainnya warga ingin menjadikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu menjadi permakaman khusus warga muslim.

Tak hanya itu Slamet juga menyatakan kasus tersebut diklaimnya sudah selesai karena sudah ada pertemuan dengan Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Jogja Sri Sultan HB X dan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti di Balai Kota pada Kamis.

Sultan HB X meminta maaf atas peristiwa pemotongan salib yang terjadi di Kotagede. Menurut Sultan, kebebasan beragama. Termasuk menggunakan simbol keagamaan telah dijamin oleh konstitusi.

Sultan HB X meminta pembina wilayah turut menegakkan konstitusi dan tak membiarkan aksi semacam itu terjadi, meski di sisi lain ada kesepakatan antarwarga, salib pada nisan almarhum harus dipotong karena dianggap simbol kristiani. (HarianJogja.com)

Baca Juga: Minta Maaf Salib Albertus Dipotong, Sultan: Ini Perlu Jadi Pembelajaran

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI