Pemotongan Salib Makam Albertus Viral, Wali Kota Yogyakarta Salahkan Media

Jum'at, 21 Desember 2018 | 13:28 WIB
Pemotongan Salib Makam Albertus Viral, Wali Kota Yogyakarta Salahkan Media
Salib nisan makam Albertus Slamet Sugiardi, warga Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, terpaksa dipotong pada bagian atas sehingga menyerupai huruf T, sebagai syarat dimakamkan di kompleks TPU setempat. [Suara.com/Abdus Somad]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menilai kasus pemotongan salib di kuburan Albertus Slamet Sugihardi di TPU Jambon, Purbayan, Kotagede sudah selasai. Haryadi justru menyalahkan media yang membesarkan kasus itu.

Seperti diketahui, kasus pemotongan salib ini kemudian viral ke media sosial dan menuai kecaman publik karena dianggap sebagai praktik intoleransi yang mencoreng citra Jogja.

Haryadi Suyuti mengaku sudah menggali persoalan secara utuh yang terjadi di Purbayan, Kotagede. Menurutnya, hubungan sosial masyarakat di sana sebetulnya terjalin dengan baik. Namun ia justru menuding pemberitaan yang menyebabkan kasus tersebut viral di media.

"Kotagede sebetulnya tidak terjadi apa-apa, tetapi pemberitaan di luar wilayah justru menjadi tinggi tensinya. Sekarang semuanya sudah selesai," katanya, Kamis (20/12/2018).

Baca Juga: Minta Maaf Salib Albertus Dipotong, Sultan: Ini Perlu Jadi Pembelajaran

Seperti diberitakan sebelumnya, warga memotong salib pada nisan milik Almarhum Albertus Slamet Sugihardi di TPU Jambon, Purbayan, Kotagede karena dianggap sebagai simbol kristiani. Warga sekitar enggan memberi komentar pascakejadian ini viral di media massa. Di media sosial, publik mengecam praktik intoleransi yang dinilai mencoreng citra Kota Jogja tersebut.

Warga berdalih, pemotongan salib pada nisan almarhum sudah berdasarkan kesepakatan dengan keluarga almarhum. Pasalnya, mayoritas penghuni makam tersebut merupakan warga muslim sehingga warga tak berkenan ada simbol kristiani seperti salib. Tak hanya itu, alasan lainnya warga ingin menjadikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu menjadi permakaman khusus warga muslim. (HarianJogja.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI