Aniaya Balita Hingga Tewas, Wisnu Diganjar 10 Tahun Penjara

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 21 Desember 2018 | 09:26 WIB
Aniaya Balita Hingga Tewas, Wisnu Diganjar 10 Tahun Penjara
Pelaku penganiayaan balita 2,5 tahun di Surabaya. (Beritajatim.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wisnu Cokro Buono tampak pasrah pasrah saat majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang diketuai Dewi Iswani menjatuhkan pidana penjara selama 10 tahun. Vonis itu lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang menuntut pidana maksimal hukuman 15 tahun penjara.

Pria 35 tahun itu divonis terbukti menganiaya anak tirinya hingga tewas. Dalam vonis itu, majelis hakim berpendapat, berdasarkan saksi Muriadi yang menyebut bahwa di badan korban terdapat bekas luka aniaya.

Selain itu, dari hasil autopsi terlihat bahwa korban yang masih berusia 2,5 tahun mengalami pecah limpa akibat pukulan.

"Menjatuhkan pidana penjara selama 10 tahun," ujar hakim membacakan putusannya, seperti dinukil dari laman Beritajatim.com, Kamis (20/12/2018).

Baca Juga: Alami Kejadian Seram, Pria Ini Kabur Setelah Salat

Penganiayaan tersebut berawal pada Rabu (20/6/2018) sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu terdakwa tidur pulas, dan tidak lama tidur terdakwa terbangun, karena anak tirinya yakni MR itu menangis keras.

Saat itulah terdakwa emosi. Untuk meredam emosi, terdakwa berusaha menenangkan tangisan korban dengan cara memandikannya. Karena kebetulan, Nining (ibu kandung korban) sedang pergi untuk halal bihalal.

Tapi, usaha Wisnu untuk menenangkan korban gagal. Dari sanalah Wisnu emosi dan memukuli korban di bagian kepala dan perut hingga korban sesak nafas dan demam. Selain dianiaya fisik, terdakwa juga sempat memasukan kepala korban kedalam air sekitar 10 detik.

Setelah istri Wisnu pulang dan mendapati anaknya deman tinggi dan sesak nafas, kepada istrinya Wisnu tidak mengakui bahwa keadaan anaknya itu atas ulahnya.

Dari kos-kosan mereka di Jl Kedung Mangu Timur No 130 Surabaya, pasutri (pasangan suami istri) ini kemudian membawa korban ke RSUD dr Soewandi.

Baca Juga: Kerja Jadi Tukang Peluk, Wanita Ini Dapat Ratusan Juta

Tapi sayangnya, ketika sampai IGD RS Soewandhi Surabaya, korban akhirnya dinyatakan meninggal dan dimakamkan di TPU (tempat pemakaman umum) Wonokusumo Surabaya. Karena ada yang janggal, paman korban melaporkan kejadian itu ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Akibat perbuatannya, terdakwa dijerat dengan Pasal 80 UU NO 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI no. 23/2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI