Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan telah meresmikan pembangunan fasilitas pengolahan sampah dalam kota Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara. Nantinya, ITF akan mampu menghasilkan listrik sebanyak 35 megawatt per jam.
Anies mengatakan, ITF memiliki kemampuan mengolah sebanyak 2.200 ton sampah tiap harinya. Listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah itu akan dijual kepada PT PLN (Persero) sebagai menyuplai listrik di Indonesia.
"Teknologi yang digunakan bisa mengkonversi energi panas menjadi energi listrik. Kalau listrik itu selalu dibelinya sama PLN, jadi dijual ke PLN," kata Anies saat ditemui di ITF Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018).
ITF mampu mereduksi sampah sebanyak 80 hingga 90 persen menjadi energi listrik sebanyak 35 megawatt per jam. Anies pun memastikan pemanfaatan ITF akan berjalan sangat optimal, sebab residu yang dihasilkan hanya berupa debu dan masih bisa dimanfaatkan kembali.
Baca Juga: Anies Kaji Besaran Tipping Fee Pengelolaan Sampah ITF Sunter
Meski demikian, Anies mengakui belum mengetahui kemana larinya uang hasil penjualan listrik yang dilakukan kepada PLN. Pihaknya masih melakukan pengkajian mendalam mengenai skema pembiayaan.
"Nanti dilihat skema bisnis modelnya lengkap karena itu terkait tippimg fee juga. Nanti diskusikan," tutup Anies.
Tipping fee adalah biaya pengelolaan sampah yang dibayarkan oleh pemerintah kepada investor ITF Sunter.
Untuk diketahui, pembangunan ITF Sunter menghabiskan dana sebesar Rp 3,6 triliun yang bersumber dari pinjaman Bank Dunia. ITF yamg memiliki kapasitas mengolah sampah sebanyak 2.200 ton per hari itu akan dibangun oleh PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) dan ditargetkan akan rampung pada 2021.
Baca Juga: Proyek ITF Sunter Telan Dana Rp 3,6 T, Anies Mengutang ke Bank Dunia