KNKT Temukan Titik Karam Kapal Multi Prima, Belum Tentu Diangkat

Kamis, 20 Desember 2018 | 13:43 WIB
KNKT Temukan Titik Karam Kapal Multi Prima, Belum Tentu Diangkat
ABK KM Multi Prima 1 saat dievakuasi. (TimeIndonesia.co,id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengungkapkan, sudah menemukan titik karamnya kapal kargo KM Multi Prima 1 di Selat Bali. Namun, bisa atau tidaknya pengangkatan tergantung dari posisi kapal itu sendiri.

Investigator KNKT Bambang Irawan mengatakan, mendapatkan titik tenggelamnya KM Multi Prima I di Selat Bali pada Kamis (22/11/2018). Namun, KNKT belum mengangkat bangkai kapal tersebut karena alasan teknis.

"Karena ini kan posisinya di laut lepas, artinya dia tidak mengganggu alur pelayaran jadi tidak ada kewajiban untuk diangkat kecuali mengganggu alur pelayaran, itu harus diangkat," kata Bambang di Kantor KNKT, Jalan Merdeka Medan Timur, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).

Dalam kecelakaan KM Multi Prima I, korban yang selamat tercatat sebanyak 8 orang. Sedangkan 6 lainnya masih dalam kondisi hilang.

Baca Juga: Awas! Bawa Petasan Tahun Baru ke Dalam KRL Bakal Disita Petugas

Terkait hal itu, Bambang mengakui pihaknya masih berharap 6 korban lainnya bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

Meskipun kemungkinannya kecil, Bambang menyatakan bisa saja para korban tersebut terdampar di pulau yang posisinya paling dekat dengan lokasi kejadian.

"Jadi jaraknya itu paling dekat 40 mil, sekitar 80 kilometer. Kalau perhitungan manusia normal itu berenang, saya rasa 1 kilometer saja sudah berat, apalagi dia tidak makan dalam beberapa hari," ujarnya.

Meskipun belum mendapatkan tanda-tanda sisa korban masih selamat, Bambang mengharapkan ada kabar baik datang dari nelayan yang ikut melakukan pemantauan.

Untuk diketahui, KM Multi Prima 1 berangkat dari Surabaya tujuan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Peneliti Temukan Lemahnya SIstem Kesehatan JKN dan Dampak JIka Tak Dibenahi

Kapal tersebut dilaporkan membawa 14 Anak Buah Kapal (ABK) itu dilaporkan tenggelam di Selat Bali pada Kamis (22/11/2018) malam. Tenggelamnya kapal itu terjadi ketika kondisi cuaca sedang buruk.

Hingga kekinian, ada 6 ABK yang hilang, yakni Pande Saleh (67), Syamsul Syahdan (38), Tarsisius D Atulolong (35), Sutrisno (57), Sonny Kansil, (41), dan Philipus Kopong (43).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI