Nisan Salib Albertus Dipotong, Pihak Gereja:Picu Trauma ke Keluarga

Selasa, 18 Desember 2018 | 19:51 WIB
Nisan Salib Albertus Dipotong, Pihak Gereja:Picu Trauma ke Keluarga
Salib nisan makam Albertus Slamet Sugiardi, warga Kelurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, terpaksa dipotong pada bagian atas sehingga menyerupai huruf T, sebagai syarat dimakamkan di kompleks TPU setempat. [Suara.com/Abdus Somad]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Kevikepan DIY Agus Sumaryoto menilai kasus pemotongan nisan salib di makam Albertus Slamet Sugiardi bisa memicu rasa trauma bagi masyarakat khususnya keluarga korban. Diketahui, syarat jasad Albertus bisa dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) Jambon, Purbayan, Kota Gede, Yogyakarta, yakni nisan salib di makamnnya harus dipotong warga sekitar sehingga menjadi huruf T.

"Bagaimana pun peristiwa itu mengalami psikologi," kata Agus saat ditemui di Kota Gede, Selasa, (18/12/2018).

Agus yang mewakili Gereja Jamaah Katolik mengaku sedang berupaya untuk menghilangkan rasa trauma keluarga almarhum Albertus. Insiden pemotongan salib nisan di makam Albertus terjadi pada Senin (17/12/2018) sekitar pukul 14.00 WIB

"Kita sepakat menciptakaan suasana damai, soal korban akan kami dekati terutama mengalami trauma kita pulihkan, kita temani. Kita lebih ke menemani dan memulihkan (psikologi keluarga korban)," kata Agus.

Baca Juga: 5 Makanan Fermentasi Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan Lho!

Agus akan langsung menemui keluarga Albertus setelah insiden adanya pemotongan salib nisan itu beredar dan viral di media sosial.

"Kami akan pendampingan keluarga, kita belum melihat kondisi keluarga, kami baru mendengar berita dan mencoba mencocokan dengan medsos," ujar Agus.

Selain berdampak kepada keluarga, buntut adanya kasus pemotongan nisan salib tersebut berpotensi menggangu kondisi sosial warga terutama para jemaat Katolik di Yogyakarta.

"Kalau imannya itu dalam hati, kalau simbol barang dirusak yang sakit itu sosialnya kalau imannya enggak terpengaruh," pungkasnya.

Kontributor : Abdus Somad

Baca Juga: Kejurnas PBSI 2018 Jadi Ajang Praveen / Melati Tingkatkan Chemistry

REKOMENDASI

TERKINI