Suara.com - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli meminta agar Capres Prabowo Subianto bisa menghargai wartawan karena profesinya dilindungi Undang-Undang. Hal itu disampaikan Guntur menanggapi pernyataan Prabowo yang telah mengejek jika mata wartawan ada di dengkul.
"Prabowo wajib hormati wartawan karena wartawan bekerja dilindungi oleh UU, bagaimana Prabowo pantas jadi Capres kalau UU saja dia langgar?," kata Guntur kepada Suara.com, Selasa (18/12/2018).
Terkait hal ini, Guntur menilai kalau cara tersebut menjadi salah satu teknik kampanye Prabowo-Sandiaga untuk membuat kegaduhuan masyarakat. Sebab, kata dia, strategi ini bisa mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut 02 itu di Pilpres 2019.
Meski demikian, Guntur menganggap cara tersebut bisa mencoreng nilai demokrasi yang sudah ada di Indonesia.
Baca Juga: Enam Jam Diperiksa Polisi, Nella Kharisma Tertawa Lebar
"Cara ini tidak hanya kontraproduktif bagi timnya, tapi berbahaya bagi perjalanan demokrasi di negeri kita, Prabowo akan dicatat sebagai kontestan terlama di Pilpres yang identik dengan kampanye mengejek," pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo kembali mengolo-olok media massa di Indonesia terkait pemberitaaan adanya perbedaan jumlah peserta Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta, beberapa waktu lalu. Bahkan, kali ini, Prabowo sampai mengejek mata jurnalis ada di dengkul karena menyebut jumlah peserta acara itu lebih sedikit ketimbang klaimnya.
Berbeda dengan sebelumnya, Prabowo menyebut jumlah peserta Reuni Akbar 212 yang digelar di Monas, Jakarta pada 2 Desember lalu berjumlah 13 juta orang.
"Yang aneh bin ajaib banyak sekali media-media kita yang tidak melihat 13 juta orang itu. Mata mereka mungkin ada di dengkul mereka," kata Prabowo.
Baca Juga: PSI: Prabowo Tak Pernah Tobat Takut-takuti Rakyat