Suara.com - Ribuan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di kota-kota Prancis, pada pekan kelima demonstrasi Yellow Jacket, Sabtu (15/12) akhir pekan lalu.
Aksi yang sudah memakan korban itu sendiri, merupakan bentuk protes rakyat Prancis terhadap Presiden Emmanuel Macron karena menaikkan harga bahan bakar minyak.
Dalam aksi akhir pekan lalu, seperti diberitakan Daily Record, aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke demonstran dan terlibat bentrokan singkat di Champs Elysees.
Sementara di dekat kerumunan demonstran yang bentrok tersebut, terdapat sekelompok perempuan feminis beraksi setengah telanjang di dekat Istana Eylsee, kediaman Presiden Macron.
Baca Juga: Aktivis Gambarkan Kotornya Bisnis Tambang Batubara Bermuatan Politik
Sekelompok perempuan bertelanjang dada itu memakai jaket terbuka berwarna merah, khas simbol republik Prancis pada era revolusi, Marianne.
Deborah de Robertis, fotografer sekaligus artis peran, juga tampak berada dalam barisan grup feminis tersebut. Deborah juga melakukan pertunjukan secara diam-diam di dekat barisan polisi.
“Sejak negara menyerang kami si Strasbourg, aksi kali ini lebih tenang. Tapi kupikir, pada akhir pekan mendatang, suasana bakal kembali memanas,” kata Loic Bollay (44), demonstran.
Sementara Kementerian Dalam Negeri mengatakan, sekitar 69.000 polisi dikerahkan pada Sabtu akhir pekan lalu di Toulouse, Bordeaux dan Saint-Etienne.
Menurut angka resmi, aksi pada akhir pekan lalu diikuti 33.500 pengunjuk rasa. Jumlah itu lebih sedikit dari pekan sebelumnya yang mencapai 77.000 orang.
Baca Juga: Presiden Jokowi Beri Izin Masyarakat Garap Kawasan Hutan