Suara.com - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Maruf Amin mengatakan, strategi meraih suara santri adalah dengan meyakinkan dirinya sebagai kiai dan asli Banten.
Hal ini dikatakan Maruf Amin saat konsolidasi dengan tiga pengurus cabang NU di Banten, Minggu (16/12/2018). Selain itu, Maruf Amin juga menyinggung soal perusakan atribut dan bendera Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau baru-baru ini.
Menanggapi insiden perusakan baliho dan atribut Partai Demokrat itu, Maruf Amin mengatakan, perusakan bendera atau atribut partai sangat tidak dibenarkan.
Ia juga meminta kubu Prabowo untuk tidak menyudutkan tindakan perusakan itu dilakukan oleh partisipan atau kader pendukung Jokowi-Maruf Amin.
Baca Juga: PNS Dipecat karena Poligami di Sulawesi Tenggara
"Saya kira tidak boleh merusak atribut orang. Intinya itu tidak benar. Kita tidak boleh melakukan tindakan yang tidak etis merusak gambar, merusak bendera. Saya khawatir itu orang lain yang melakukan kemudian ditimpakan akan kesalahannya itu kepada pendukung Jokowi-Maruf Amin," ujar Maruf Amin di depan para awak media seperti dilansir Bantenhits.com di Banten.
Ia menegaskan, selama ini dirinya telah mendidik pendukungnya untuk tidak melakukan aksi anarkis jelang Pilpres 2019 ini.
"Karena kita mendidik mereka untuk tidak melakukan hal-hal tercela seperti itu," imbuh Maruf Amin.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyayangkan insiden perusakan baliho dan atribut partai dan bergambar dirinya oleh orang tak dikenal, saat ia berkunjung ke Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018).
SBY pun memerintahkan anak buahnya untuk mencabut semua bendera, baliho, spanduk, poster, penyambutan terhadap kunjungannya ke Pekanbaru, Riau.
Baca Juga: Curi Pakaian Mahal Rp 10 Juta di Bandara Ngurah Rai, IRT Gagal ke Malaysia
”Lebih baik kita mengalah dan diturunkan dari pada bendera, baliho kita dirobek, diturunkan, diinjak. Sama saja dengan merobek saya, menginjak dan dibuang ke selokan," kata SBY.