Sindir Sandiaga, Kubu Jokowi: Pemilu Cari Pemimpin Bukan yang Sandiwara

Kamis, 13 Desember 2018 | 17:58 WIB
Sindir Sandiaga, Kubu Jokowi: Pemilu Cari Pemimpin Bukan yang Sandiwara
Persahabatan Sandiaga Uno dan Erick Thohir ( Instagram )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Erick Thohir sudah mendengar kunjungan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno di Pasar Tanah, Labuan Batu, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu mendapat penolakan seperti poster yang dipasang. Namun, Erick menduga poster tersebut sengaja dimainkan kubu Prabowo Subianto - Sandiaga.

"Kemarin juga ada isu di Sumatera Utara poster, ternyata yang masang grupnya sendiri, ini kan gimana," ujar Erick di sela-sela acara Rakernas Bidang Hukum TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Menurut Erick, Pemilu berbeda dengan sinetron. Pemilu, kata dia, untuk memilih pemimpin yang memajukan bangsa Indonesia bukanlah sandiwara.

"Kita mesti bedain pemilu sama sinetron, musti kita bedain. Pemilih ini memilih pimpinan yang memang bisa memajukan bangsa Indonesia, yang bisa membuat bangsa kita bersih dari korupsi, sejahtera keadilan untuk semua, bukan yang sandiwara atau sinetron, kalau itu di televisi saja kita nonton," kata Erick.

Baca Juga: Kemenag Keluarkan Al Quran Terjemahan Bahasa Aceh, Bugis dan Madura

Ketika ditanya apakah akan melaporkan kasus tersebut, Erick belum mengetahuinya.

"Saya nggak tahu, dari divisi hukum yang akan laporkan saya juga masih pelajari," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris TKN Jokowi - Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengklaim pihaknya tak pernah melakukan kampanye negatif.

Menurutnya, TKN Jokowi-Ma'ruf tak pernah memasang poster pemasangan Jokowi-Ma'ruf atau melakukan sandiwara yang seolah mendapat pengusiran dari masyarakat.

"Kami tidak pernah negatif campaign, kami tidak pernah bersandiwara, kami menampilkan apa adanya. Tidak pernah playing victim, tidak pernah memasang tulisan tulisan seolah diusir hanya untuk sekedar dikasihani," kata Hasto.

Baca Juga: Usut Penggunaan Narkoba, Pasutri Pengeroyok TNI Dites Urine

Lebih lanjut, Hasto menyebut adanya tanda pagar #SandiwaraUno merupakan penilaian masyarakat yang melihat adanya sandiwara pengusiran tersebut.

"Usir-usiran itu kan. Itu akhirnya muncul hastage, nggak tahu darimana. Artinya publik kan merespon. #SandiwaraUno itu kan respon publik. Artinya berpolitik itu kan ketulusan, nggak usah playing victim, toh Ratna Sarumpaet sudah gagal sebagai playing victim nggak perlu dicontoh contoh lagi," kata Hasto.

"Itu kan masyarakat, nggak perlu. Kan masyarakat melihat. Ketika itu di lepas, kemudian ada yang melarang dari dalam itu kan itu keanehan-keanehan yang muncul," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI