Suara.com - Direkrur Utama PT Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta William Sabandar menargetkan MRT bisa mengangkut sebanyak 65.000 penumpang dalam sehari pada tahun pertama pengoperasian, tahun 2019. Setelah setahun berjalan, target penumpang akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat.
Target penumpang itu ditetapkan setelah PT MRT Jakarta melakukan survei pada 2017 lalu dengan mempertimbangkan besaran tarif antara Rp 8.500 hingga Rp 10.000 per 10 kilometer. Dari hasil survei itu didapat target sebanyak 130.000 penumpang dalam sehari.
"Kita asumsikan saat MRT beropesi target 65.000 penumpang di tahun pertama. Nanti pelan-pelan kita menuju ke 130.000 penumpang," kata William saat ditemui di Dinas Teknis Jatibaru, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).
PT MRT Jakarta sangat optimis target penumpang yang cukup tinggi itu bisa dicapai. Sebab, saat ini PT MRT Jakarta telah melakukan sosialisasi besar-besaran untuk bisa menarik minat warga beralih dari kendaraan pribadi menuju transportasi umum.
Baca Juga: Berapa Harga Tiket MRT? Tunggu Januari 2019
Dengan hadirnya MRT Ratangga sebagai salah satu alternatif moda transportasi umum, diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh warga. Sehingga, secara perlahan budaya menggunakan transportasi umum dapat mulai dibiasakan di ibu kota.
"Saya yakin bisa tercapai. Karena yang terpenting saat ini adalah agar masyarakat merawat dan memulai menggunakan itu," ungkap William.
PT MRT Jakarta telah membangun MRT fase 1 dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus sepanjang 16 kilometer. Rencananya, MRT Ratangga akan beroperasi pada Maret 2019.
Perjalanan yang ditempuh mencapai 30 menit dengan melintasi 13 stasiun pemberhentian. Satu rangkaian terdiri atas 6 gerbong kereta dengan kapasitas tiap gerbong sebanyak 200-300 orang dan kapasitas maksimum sebanyak 1.800 penumpang. Kecepatam kereta dalam tanah bisa mencapai 80 kilometer perjam dan bisa meningkat menjadi 100 kilometer perjam saat berada di atas permukaan tanah.
Baca Juga: Ini Dia 2 Skema Usulan Besaran Tarif MRT Ratangga