Suara.com - Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hani Sumarno menyampaikan, DKI Jakarta membutuhkan sebanyak 4 Intermediate Treatment Facility (ITF) untuk bisa mengelola seluruh sampah yang ada di ibu kota. Sebab, dalam sehari Jakarta menghasilkan sebanyak 7.000 ton sampah berbagai jenis.
Hani mengatakan, ITF yang rencananya akan segera digroundbreaking pada 20 Desember mendatang hanya memiliki kemampuan mengolah sampah sebanyak 2.200 ton per hari. Karenanya, dibutuhkan setidaknya 3 ITF lainnya agar bisa mengolah seluruh sampah yang ada.
"ITF menampung sampah per hari sebanyak 2.200 ton. Kalau per hari sampah dihasilkan 7.000 ton, idealnya kita harus punya 4 ITF," kata Hani saat dihubungi, Selasa (11/12/2018).
Hani menjelaskan, dengan hadirnya ITF meskipun hanya memiliki daya tampung seperempat dari total sampah yang dihasilkan, diharapkan dapat membantu mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir Bantargebang.
Baca Juga: Fotografer Bantah Berhubungan Seks di atas Piramida Giza
Sampah yang ditampung di ITF pun bisa disulap menjadi energi listrik dengan menghasilkan sebanyak 35 megawatt tiap harinya.
"Adanya ITF paling tidak kita bertanggungjawab terhadap sampah di DKI supaya nggak dikasih langsung ke Bantargebang," ungkap Hani.
Menurut Hani, pola perilaku masyarakat pun perlahan perlu diubah agar jumlah produksi sampah bisa ditekan dan tidak perlu membangun ITF lainnya. Meski demikian, sosialisasi perubahan pola perilaku bukan menjadi domain PT Jakpro, melainkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
"Sekarang bagaimana kita mengatasi sampah yang terus bertambah atau sampah kita kurangi ramai-ramai. Kalau kita kurangi ramai-ramai ya enggak usah bikin (ITF) lagi.”
Sebelumnya, PT Jakpro ditunjuk oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan untuk membangun ITF di Sunter, Jakarta Utara. Dalam pembangunannya yang menelan anggaran hingga USD 250 juta itu, PT Jakpro menggandeng investor asal Finlandia.