Suara.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengaku tak mempermasalahkan terkait rencana pemindahan lokasi posko pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dari Jakarta ke Jawa Tengah.
Menurut Hasto, dengan pemindahan lokasi posko pemenangan, Sandiaga bisa lebih memahami budaya Jawa termasuk budaya menghormati makam saat berziarah.
"Ada yang telpon saya, sudah apa nggak mereka pindah, biar Pak Sandi juga belajar terlebih dahulu budaya Jawa, memahami bagaimana cara menghormati makam, toh Jawa Tengah tidak akan pernah berubah dengan loyalitas," ujar Hasto di Posko Cemara, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Hasto menuturkan, dukungan masyarakat yang telah diberikan kepada Jokowi di Jawa Tengah menunjukan kesolidan. Karena itu, meski ada wacana pemindahan posko dari kubu Prabowo-Sandiaga, ia meyakini masyarakat Jawa Tengah yang sudah mendukung Jokowi-Ma'ruf dan tidak akan goyah berpindah pilihan.
Baca Juga: Polisi Tangkap 96 Rakyat Papua yang Aksi Rayakan Hari HAM Sedunia
Ia juga menyebut, pemindahan posko pemenangan merupakan upaya sebuah sensasi politik.
Menurut Hasto, meski hingga kantor di tingkat ranting, membuat kantor di setiap kabupaten di Jawa Tengah, pasangan Prabowo-Sandi tidak akan mudah memindahkan dukungan warga Jateng kepada Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Jadi terlebih dengan bergabungnya Pak Jokowi-Ma'ruf Amin dengan seluruh parpol ada PDIP, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, PSI bersama dengan relawan, maka upaya-upaya memindahkan itu hanya sebagai sebuah sensasi politik. Tetapi memindahkan dukungan itu tidak otomatis dengan memindahkan kantor," ujar Hasto lagi.
Lebih lanjut, Sekjen PDIP itu menilai, pernyataan Sudirman Said yang menyebut Jateng bukanlah kandang banteng, justru dapat membangkitan solidaritas kader dalam membantu Jokowi.
Baca Juga: Pawai Juara Ditunda, Anies Tunggu Jadwal Persija Kosong